Suara.com - Menurunkan angka stunting di Indonesia perlu dilakukan dengan mengatasi berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk masih tingginya angka kelahiran prematur.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebutkan lahirnya bayi prematur menjadi tantangan menurunkan angka stunting secara nasional.
“Lahirnya bayi-bayi sebelum waktunya atau prematur sangat berkontribusi pada lahirnya anak stunting," kata Hasto dikutip dari ANTARA, Selasa (5/4/2022).
Hasto mengungkapkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, bayi prematur yang lahir di Indonesia masih ada sebanyak 29,5 persen.
Selain bayi prematur, sebanyak 22,6 persen bayi juga berpotensi lahir dalam keadaan stunting karena memiliki panjang badan kurang dari 48 sentimeter. Hal tersebut disebabkan pada saat janin berada di dalam kandungan mengalami pertumbuhan yang lambat.
Banyaknya bayi yang lahir dalam keadaan prematur dan memiliki panjang badan kurang dari 48 sentimeter, kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam memberikan intervensi baik yang sensitif maupun spesifik.
“Bisa dibayangkan ada hampir seperempat lebih orang hamil melahirkan sebelum waktunya. Ini juga menjadi kendala,” ucap Hasto.
Hasto juga menyatakan, waktu yang dimiliki pemerintah untuk mencapai target 14 persen pada tahun 2024 mendatang, hanya tersisa sekitar 2,5 tahun lagi sehingga diperlukan strategi yang cerdas dalam mengentaskan stunting.
Strategi tersebut, kata Hasto, dapat dilakukan dengan cara menghitung berapa banyak balita Indonesia yang akan lahir hingga tahun 2024 termasuk menyusun data secara rinci dan akurat baik nama maupun alamat agar bisa mengetahui keluarga mana yang memiliki risiko stunting. Program Keluarga Berencana (KB) juga harus terus digencarkan supaya membantu para ibu memberikan jarak pada setiap kehamilan.
Baca Juga: Ini Daerah di Indonesia yang Jalankan Tradisi Pernikahan Sedarah, Sempat Dikenal Kampung Difabel
Ia mengatakan, dalam kurun waktu setahun, terdapat kemungkinan sebanyak 4,8 juta bayi akan lahir. Sedangkan dalam sisa waktu 2,5 tahun tersebut, jumlah bayi yang lahir bisa menyentuh sekitar 12 juta bayi.
“Maka 2,5 tahun lagi sekitar hampir mencapai 12 juta yang akan lahir. Kita harus mengawal orang hamil kurang lebih 11 sampai 12 juta. Mulai hari ini, harus dikawal betul yang mau hamil dan yang hamil,” kata dia.
Walaupun demikian, Hasto mengatakan pandemi COVID-19 sudah cukup membaik sehingga dirinya optimis setidaknya menurunkan angka stunting sebanyak tiga persen di tahun 2022.
“Dalam dua tahun dari tahun 2019 ke tahun 2021 kita bisa turunkan tiga persen. Saya kira target Bapak Presiden tiga persen dalam satu tahun di 2022 bisa tercapai,” ujar dia.
Berita Terkait
-
Veronica Tan Apresiasi Program Dua Telur Sehari di Kalteng, Selaras dengan MBG Presiden Prabowo
-
Fatherless: Saat Ayah Ada tapi Tak Hadir
-
Dari Stunting ke Ekonomi: Program MBG Disiapkan Jadi Penggerak 3T
-
Bertengkar Jadi Pemicu Utama Perceraian, BKKBN Ingatkan Generasi Muda Siap Mental Dulu Sebelum Nikah
-
Teknologi Filter Air Sungai UMPR Bantu Tekan Stunting di Pulang Pisau
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?