Suara.com - Penurunan kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir patut diapresiasi. Di bulan Ramadhan, disiplin melakukan protokol kesehatan pun tetap harus dilakukan.
Hal ini mengingat risiko mobilitas masyarakat yang besar jelang mudik Lebaran 2022. Oleh karena itu, Satgas COVID-19 berpesan agar masyarakat terus memakai masker dan disiplin melakukan protokol kesehatan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito mengingatkan, bahwa pandemi belum usai dan masih ada potensi penularan di tengah-tengah masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat dan Pemerintah diminta terus berhati-hati dan waspada serta memantau aktivitas masyarakat yang dapat memicu potensi penularan.
"Tugas ini adalah tugas kolektif, tidak hanya tugas salah satu unsur tertentu saja," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Saat ini kondisi kasus COVID-19 nasional menunjukkan penurunan paska lonjakan akibat varian Omicron pada Februari lalu. Hal ini sejalan dengan kasus global yang juga tengah menurun. Kondisi ini, harus dipertahankan bersama, seiring dengan sektor sosial ekonomi masyarakat yang berangsur pulih. Idealnya, aktivitas masyarakat yang bertahap menuju normal harus aman dari potensi penularan.
Sementara, yang perlu diperhatikan jika merujuk data Google Mobility hingga 30 maret 2022, menunjukkan kenaikan mobilitas yang cukup tajam ke taman, toko bahan makanan serta tempat retail dan rekreasi, yang bahkan mencapai titik tertinggi sejak awal pandemi. Tentunya kenaikan ini menjadi titik balik aktivitas masyarakat dan ekonomi Indonesia. Karenanya, ini menjadi tantangan yang harus diantisipasi masyarakat dan Pemerintah Daerah dengan menjalankan upaya pencegahan penularan secara serius.
Untuk masyarakat, setiap individu harus bertanggung jawab kepada diri sendiri dan orang sekitar. Dengan konsisten memakai masker yang benar. Hal ini, adalah cara paling mudah dilakukan dengan dampak paling signifikan mencegah penularan. Penerapannya harus dilakukan setiap beraktivitas, seperti pergi berbelanja, mengunjungi kerabat, menghadiri kegiatan, maupun beribadah di masjid.
Melihat data hasil monitoring protokol kesehatan pada kepatuhan memakai masker, saat ini menunjukkan dari 1,4 juta orang dipantau, kepatuhannya sudah baik. Meski angka 1,4 juta baru mewakili sekitar 1 persen dari total penduduk Indonesia, tentunya angkanya harus terus ditingkatkan sehingga kedisiplinan protokol kesehatan masyarakat terus meningkat dan aktivitas aman dari COVID-19.
"Saya mengapresiasi seluruh masyarakat yang turut berpartisipasi dalam menekan angka kasus nasional hingga serendah-rendahnya, dengan disiplin memakai masker," lanjut Wiku.
Baca Juga: Banyak Pelonggaran Kegiatan, Satgas Covid-19: Mobilitas Warga Meningkat Tajam
Lalu, dari sisi Pemerintah Daerah berperan hingga ke tingkat terkecil dalam penanganan COVID-19. Pemerintah Daerah juga sebagai garda terdepan penanganan dan penegakan kedisiplinan protokol kesehatan di wilayahnya. Maksimalkan peran relawan, TNI, Polri, dan duta perubahan perilaku sebagai aset dalam mengawasi dan melaksanakan disiplin protokol kesehatan.
Wiku berpesan, kepada seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota dari seluruh provinsi di Indonesia agar meningkatkan kinerjanya. Dengan meningkatkan cakupan orang yang dipantau kepatuhan protokol kesehatan terutama pada lokasi-lokasi yang rawan kerumunan dan kelalaian memakai masker. Terutama di Maluku Utara, Papua Barat dan Sulawesi Tengah yang belum melaporkan jumlah orang dipantau.
Disamping itu, peningkatan pengawasan harus diupayakan hingga di tingkat terkecil yakni desa/kelurahan. Terutama pada daerah asal dan tujuan mudik yang akan datang seperti Jawa dan Sumatera. "Penting untuk ditingkatkan kedisiplinan protokol kesehatan bagi masyarakat di wilayah tersebut," imbu Wiku.
Sayangnya, masih sangat sedikit desa/kelurahan di wilayah masing-masing Provinsi di Indonesia yang telah melaporkan kepatuhan protokol kesehatan di wilayahnya. Ada 3 provinsi dengan laporan tertinggi yakni di DI Yogyakarta, DKI Jakarta dan Bali. Hanya saja, cakupannya juga masih rendah berkisar 20 hingga 40 persen dari total desa/kelurahan di wilayahnya yang melapor. Dan yang cukup memprihatinkan, ada 3 Provinsi yang tidak melaporkan selama 1 minggu terakhir. Yaitu Papua Barat, Maluku Utara dan Sulawesi Tengah.
Untuk itu hal ini perlu menjadi perhatian para Gubernur agar meningkatkan jumlah desa/kelurahan yang melaporkan kepatuhan protokol kesehatan di wilayahnya. Dan pelaporannya melalui sistem Satgas COVID-19 oleh Duta Perubahan Perilaku, TNI, Polri dan Relawan.
Lalu, Pemerintah Daerah harus memantau desa/kelurahan di wilayahnya, konsolidasikan bersama Bupati, Walikota, hingga Lurah dan Kepala Desa untuk mengaktifkan kembali Posko PPKM Mikro dan seluruh unsur yang terlibat. Agar masing-masing desa/kelurahan dapat melaporkan kepatuhan protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing.
Berita Terkait
-
3 Rekomendasi Masker Rambut Andalan agar Lebih Sehat: dari Tipis Jadi Tebal!
-
Bye-bye Mata Panda! 5 Produk Perawatan Mata Terbaik agar Terlihat Cerah
-
5 Clay Mask Charcoal untuk Bersihkan Pori-Pori Wajah, Ampuh Angkat Komedo!
-
Keluarga Pasien Klarifikasi Usai Intimidasi Dokter di RSUD Sekayu, Dokter Tetap Tempuh Jalur Hukum
-
Profil dan Pendidikan Dokter Syahpri: Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan