Suara.com - Ejakulasi dini adalah masalah kesehatan seksual yang cukup menyiksa bagi pria maupun pasangannya.
Tapi, para ilmuwan telah menemukan cara untuk menyembuhkan ejakulasi dini melalui penggunaan arus listrik.
Sebelum itu, ejakulasi dini atau disfungsi ereksi ini merupakan masalah kesehatan seksual umum yang menyerang jutaan pria di seluruh dunia.
Umumnya, pilihan pengobatan ejakulasi dini ini termasuk teknik perilaku, anestesi topikal, konseling atau pengobatan.
Dokter juga bisa meminta pasien melakukan tes darah memeriksa kadar testosteron dan mungkin akan merujuknya ke ahli urologi atau spesialis disfungsi seksual.
Tapi dilansir dari The Sun, pengobatan baru menggunakan arus listrik ini bisa menjadi pilihan alternatif pengobatan ejakulasi dini. Pengobatan ini melibatkan elektroda yang ditancapkan ke penis selama 30 menit, selama tiga sesi seminggu.
Laporan di Asian Journal, ahli urologi mengungkapkan bahwa seorang pria yang menjalani terapi ejakulasi dini mampu bertahan tujuh kali lebih lama di ranjang dibandingkan sebelumnya.
Pria berusia 28 tahun itu dirawat di Lebanon selama enam bulan setelah mencoba berbagai obat untuk mengatasi masalah seksualnya.
Para ahli mengatakan pria itu telah menjalin hubungan dengan pacarnya selama satu tahun dan biasanya akan mengalami ejakulasi setelah 40 detik.
Baca Juga: Gara-Gara Varian Omicron, Singapura Sempat Alami Kelangkaan Obat Paracetamol
Setelah perawatan, dia bisa melakukan hubungan intim selama lima menit sebelum mencapai klimaks.
Bila Anda ingin tahu cara kerja pengobatan ini, dokter akan menggunakan mesin perangsang saraf yang ditempelkan pada batang penis.
Satu permukaan elektroda ditempatkan di dasar poros dan lainnya 2 cm ke atas. Mesin ini berfungsi mengganggu respons saraf yang diperlukan otot untuk berkontraksi, sehingga mengakibatkan ejakulasi.
Pria ini mengaku kehidupan seksualnya semakin meningkat perlahan setelah melakukan beberapa kali terapi ejakulasi dini.
Menurut NHS, pria itu membutuhkan waktu 5 menit dan 14 detik untuk mencapai klimaks setelah 14 bulan perawatan.
Petugas medis tidak mengatakan bahwa perawatan itu tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi, Anda mungkin akan merasakan ketidaknyamanan saat menjalani pengobatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi