Suara.com - Penggunaan minyak esensial sebagai aromaterapi bisa membuat seseorang lebih mudah tidur nyenyak dan pikiran lebih rileks.
Sleep Foundation pun mengatakan penggunaan aromaterapi yang diekstrak dari tanaman pun bisa membantu meningkatkan berbagai aspek kesehatan.
Tapi, Mayo Clinic mengingatkan bahwa penelitian tentang efektivitas penggunaan minyak esensial yang diekstrak dari tanaman untuk aromaterapi masih terbatas.
"Aromaterapi bekerja dengan merangsang eseptor bau di hidung, yang kemudian mengirim pesan melalui sistem saraf ke sistem limbik, yakni bagian otak yang mengontrol emosi," katanya dikutip dari Express.
Saat minyak esensial itu dioleskan ke kulit, efek sampingnya mungkin termasuk reaksi alergi, iritasi kulit, dan kepekaan terhadap sinar matahari.
Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan bagaimana minyak esensial dapat mempengaruhi anak-anak dan bagaimana minyak dapat mempengaruhi wanita yang sedang hamil atau menyusui, serta bagaimana minyak dapat berinteraksi dengan obat-obatan dan perawatan lainnya.
"Bukti menunjukkan bahwa aromaterapi mungkin dapat membantu tidur dengan menciptakan lingkungan kamar tidur yang lebih kondusif untuk tertidur lelap," kata The Sleep Foundation.
Paparan bau aromaterapi ini erhubungan dengan suasana hati yang positif, ketenangan, dan relaksasi mungkin bermanfaat menjelang tidur dan sepanjang malam.
Stres dan kecemasan adalah bentuk hiperarousal mental sering kali berkontribusi pada masalah tidur seperti insomnia.
Baca Juga: Satgas COVID-19 Sebut Omicron Varian XE Belum Ditemukan di Indonesia
Sebuah tinjauan yang diterbitkan di National Library of Medicine melihat 15 studi kuantitatif, termasuk 11 uji coba terkontrol secara acak yang meneliti efek hipnosis dari menghirup minyak esensial.
Tinjauan ini menemukan sebagian besar temuan penelitian menunjukkan efek positif dari minyak esensial pada tidur.
“Lavender adalah minyak esensial yang paling sering dianalisis dan dipelajari, peneliti pun tidak menemukan efek samping penggunaannya," jelas studi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia