Suara.com - Puasa Ramadhan bukan berarti kamu nggak bisa ngemil. Justru camilan dibutuhkan karena bermanfaat untuk mengontrol nafsu makan hingga menjaga rasa tidak nyaman di perut setelah berpuasa.
Dikatakan Nutrisionis Widya Fadila, M.KM, dalam memilih camilan, kita perlu banyak pertimbangan, agar tidak jadi bumerang bagi tubuh, seperti menyebabkan diabetes, sakit ginjal, hingga obesitas.
Berikut ini tips memilih camilan saat puasa dari Widya, agar bermanfaat bagi tubuh dan tidak memicu kenaikan berat badan:
1. Pilih Camilan Bukan Sekedar Manis
Widya mengakui bahwa mengonsumsi makanan atau minuman dengan pemanis setelah puasa memang membantu memulihkan energi dan menyegarkan tenggorokkan.
"Namun, sebisa mungkin para ibu harus mengetahui pemanis apa yang digunakan dari makanan atau minuman yang akan dikonsumsi," ujar Widya dalam acara Kampanye #BenarBenarAsliAlami Kata Oma, beberapa waktu lalu.
2. Hindari Kandungan Pemanis Buatan
Pemanis buatan atau pemanis sintetis, meski tidak langsung berdampak, tapi akan menimbulkan masalah jangka panjang seperti kenaikan berat badan, obesitas, hingga memicu kanker.
"Para ibu bisa memilih untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami seperti gula aren. Gula aren merupakan pemanis alami yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa karena bisa meningkatkan energi dengan cepat dan tahan lama, serta mengandung zat besi & vitamin B," jelasnya lagi.
3. Patuhi Asupan Gula Harian
Tubuh manusia memiliki batas toleransi mengolah gula. Inilah sebabnya organisasi kesehatan dunia atau WHO menyarankan asupan gula sehari hanya 10 persen dari total asupan energi atau kalori.
"Kebutuhan energi harian perempuan dewasa 2150 hingga 2250 kalori, sementara lelaki dewasa 2625 hingga 2725 kalori. Sehingga batas asupan gula dalam sehari berkisar 200 hingga 250 kalori. Sedangkan satu sendok makan gula atau 15 gram atau 60 kalori, jadi sehari sekitar 3 hingga 4 sendok makan," paparnya,
Baca Juga: Resep Kue Bawang Gurih dan Renyah, Cocok Disajikan saat Lebaran Nanti
4. Pakai Konsep 60:40 saat Buka Puasa dan Sahur
Konsep 60:40 yang dimaksud, asupan kalori 60 persen dari asupan harian dikonsumsi saat buka puasa. Sedangkan 40 persen sisanya dikonsumsi saat sahur.
"Pengaturannya seperti ini, untuk buka puasa terdiri dari takjil manis 10 persen, makanan utama 30 persen, dan camilan 10 persen setelah tarawih. Sedangkan untuk sahur 40 persen terdiri dari makanan utama 30 persen dan camilan 10 persen," terang Widya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia