Suara.com - Update Covid-19 global menunjukkan pertambahan jumlah kasus per hari yang konsisten di bawah satu juta dalam beberapa pekan terakhir. Data Senin, 25 April 2022 pagi, mengutip situs worldometers, kasus positif bertambah sebanyak 400.058 kasus. Sehingga total kasus Covid-19 secara global kini mencapai 509,46 juta.
Dalam 24 jam terakhir, angka kematian juga bertambah 977 jiwa, pertama kalinya di bawah seribu selama tahun 2022. Total kematian akibat infeksi virus corona itu telah lebih dari 6,24 juta jiwa sejak awal pandemi.
Baik kasus positif dan juga angka kematian Covid-19 secara global telah menurun dalam sepekan terakhir.
Namun kondisi berbeda masih terjadi di negara pertama yang mengalami wabah Covid-19, China. Negara itu alami kenaikan kasus positif sebanyak 3 persen dalam sepekan. Begitu pula dengan angka kematian, dilaporkan 87 orang meninggal selama satu minggu kemarin. Sementara dua pekan lalu tidak ada laporan kematian pada pasien Covid-19.
Lonjakan kasus positif dan juga kematian terpusat di kota Shanghai. Pada Minggu (24/4), kota tersebut melaporkan 51 kematian baru di antara pasien Covid-19, naik dari 39 jiwa di hari sebelumnya, kata pemerintah setempat.
Sebanyak 16.983 kasus baru virus corona tanpa gejala juga dilaporkan di Shanghai. Sedangkan jumlah infeksi bergejala yang dikonfirmasi mencapai 2.472, naik dari 1.401 pada hari sebelumnya. Lonjakan kasus Covid-19 di Shanghai disebut menjadi yang terbesar di China selama pandemi terjadi.
Penguncian ketat masih dilakukan di pusat perekonomian China itu. Sebanyak 25 juta populasi di Shanghai masih dilarang meninggalkan rumah mereka.
Pihak berwenang bahkan mendirikan pagar di luar bangunan tempat tinggal. Banyak pagar didirikan di sekitar kompleks yang ditunjuk sebagai area tertutup karena, setidaknya, terdapat satu orang dinyatakan positif Covid-19. Sehingga penduduk di area itu dilarang meninggalkan pintu mereka.
Tidak jelas apa yang mendorong pihak berwenang untuk menggunakan pagar. Pemberitahuan pada Sabtu (23/4), dari satu otoritas lokal yang dibagikan secara online dikatakan pihaknya memberlakukan "karantina keras" di beberapa daerah.
Tindakan tersebut lantas kembali memicu kemarahan warga. Media sosial di China ramai dengan keluhan dan makian para warga yang kesal dengan aturan penguncian tersebut.
"Ini sangat tidak menghormati hak orang-orang di dalam, menggunakan penghalang logam untuk mengurung mereka seperti hewan peliharaan," kata seorang pengguna di platform media sosial Weibo.
Satu video menunjukkan warga berteriak dari balkon pada pekerja yang mencoba memasang pagar. Para pekerja mengalah dan mengambilnya. Video lain menunjukkan orang-orang mencoba merobohkan pagar.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental