Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerjasama dengan Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) membuat GISAID Indonesia, yang ditujukan memperbesar pengurutan genom virus Covid-19 dan virus lainnya di dunia.
GISAID adalah bank data dunia yang berada di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, bank data atau pusat data pengurutan genom virus menular di dunia, termasuk virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19.
MoU ini diteken langsung oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu dan Director General for Disease Peter Bogner pada, 24 April 2022 lalu.
Cakupan kerjasama meliputi pembangunan dan pengembangan kapasitas pengawasan genomik virus yang menyebar di Indonesia.
“Para pihak, baik Kemenkes maupun GISAID akan melakukan upaya terbaik untuk menyelesaikan Proyek dalam periode kinerja dan dalam batas dukungan keuangan yang dialokasikan,” ujar dr, Maxi, melalui keterangannya diterima suara.com, Senin (25/4/2022).
Proyek ini akan diawasi dan dikoordinasikan oleh Chief Digital Transformation Office, Setiaji dari Kemenkes dan Dr. Sebastian Maurer-Stroh dari GISAID.
Kerjasama mulai berlaku 30 April 2022 dan berlanjut hingga 36 bulan ke depan. Di 14 hari terakhir dari kerjasama, kedua pihak akan mengevaluasi kerjasama.
Para pihak bisa memperbaharui MoU ini, selanjutnya untuk jangka waktu tertentu dengan persetujuan bersama secara tertulis.
Sebagai langkah awal, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga tengah melakukan pertemuan dengan GISAID di Bellagio, Italia pada 24 hingga 27 April 2022.
Pertemuan tersebut membahas untuk mengembangkan kesepakatan tentang prinsip-prinsip yang akan meningkatkan penyebaran data genom patogen secara internasional.
Baca Juga: Integrasikan Layanan Kesehatan Digital, Kemenkes Luncurkan Platform Indonesia Health Services
Harapannya, pertemuan akan menghasilkan kesepakatan berbagi data genom patogen yang mencakup SARS-CoV 2 dan patogen lainnya yang penting bagi kesehatan masyarakat, karena patogen pemicu penyakit menular, tidak hanya terbatas pada patogen wabah.
Pertemuan itu mencakup prinsip-prinsip yang mendukung kebijakan dan praktik berbagi data secara internasional terkait genomik patogen dan metadata yang diperlukan untuk interpretasi seperti waktu, tanggal, lokasi sekuensing, dan data fenotipik terbatas seperti sensitivitas obat untuk tuberkulosis.
Berita Terkait
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
-
Menkes Dengar Kabar Prabowo Tambah Kursi Wamenkes, Siapa yang Dipilih?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien