Suara.com - Saat ini Indonesia telah memiliki berbagai layanan kesehatan berbasis digital. Bahkan Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (DTO Kemenkes) Setiaji mengungkap jika jumlahnya mencapai ratusan.
Sayangnya, 400 aplikasi kesehatan milik pemerintah tersebut belumlah saling terintegrasi. Ada beberapa datang yang sama bahkan dikumpulkan di aplikasi berbeda.
"Beberapa data dikumpulkan secara berbeda-berbeda, serta adanya duplikasi data, sehingga memberikan beban ygan besar bagi nakes untuk memberikan layanan dan tentunya ini tidak efektif," jelas dia dalam dalam jumpa pers secara virtual pada Senin (25/4/2022).
Untuk mengatasi permasalah tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan meluncurkan platform Indonesia Health Services (IHS) sebagai wadah yang mengintegrasikan aplikasi layanan kesehatan berbasis digital.
Ia menerangkan, IHS merupakan bagian dari agenda transformasi digital Kemenkes, yang nantinya akan menghubungkan berbagai macam layanan kesehatan yang di fasilitas kesehatan (faskes).
Saat ini Kemenkes tengah melakukan beta testing pada platform IHS yang rencananya akan diluncurkan pada Juli mendatang.
"Seluruh sistem pelaku kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, start up, vendor apotek kesehatan, laboratorium dan sebagainya, yang di mana di dalam IHS ini akan tersedia spesifikasi dan mekanisme standar yang mulai dari proses bisnis, data teknis dan tentunya juga dari sisi keamanan," jelasnya lagi.
Ia menuturkan, dengan adanya integrasi di IHS akan memberikan dampak yang luar biasa. Mulai dari tenaga kesehatan tidak perlu menginput data yang berulang dengan aplikasi yang berbeda.
Di sisi lain riwayat pengobatan pasien bisa diakses dan terpantau secara detil dan runtut meski pasien berobat di rumah sakit yang berbeda, atau melakukan pemeriksaan kesehatan di laboratorium berbeda.
"Tentunya koordinasi antara fasyankes dengan adanya pertukaran data tadi akan memudahkan untuk menyiapkan layanan rujukan yang berbasiskan kompetensi yang bukan berjenjang seperti saat ini. Sehingga masyarakat bisa langsung cepat mendapatkan tempat lokasi rujukan secara efektif," kata Setiaji.
Baca Juga: Hari Ini, DKI Jakarta Sumbang Kasus Terkonfirmasi Covid-19 Paling Banyak, Ada 135 Kasus
Dengan berkumpulnya data yang terintegrasi ini, pemerintah akan memanfaatkan data-data tersebut untuk menunjang keputusan ataupun memberikan layanan publik yang lebih baik.
Hal ini dalam rangka meningkatkan upaya deteksi dini dan juga pencegahan, sehingga upaya pemerintah untuk meningkatkan promotif dan preventif dalam pelayanan kesehatan menjadi lebih baik lagi.
Uji coba IHS atau beta testing akan dibuka selama satu bulan mulai dari 22 April hingga 22 Mei 2022. Adapun yang dapat mengikuti beta testing ini ialah para pelaku industri kesehatan mulai dari rumah sakit atau puskesmas, asuransi, laboratorium, start up kesehatan, telemedicine, apotek dan layanan kesehatan yang lainnya.
Berita Terkait
-
Respons Krisis MBG, Menkes 'Potong Birokrasi', Gandeng Mendagri untuk Fast-Track Sertifikat Higienis
-
Kasus Keracunan Meningkat, Makan Bergizi Gratis Kini dalam Pengawasan Ketat!
-
Blusukan ke RSUD Budi Asih, Gubernur Pramono Soroti 95 Persen Pasien BPJS dan Janjikan Renovasi IGD
-
Admedika Dalam Forum The Future of MedTech Conference: Transformasi Layanan Kesehatan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara