Suara.com - Sumber wabah penyakit hati atau hepatitis misterius yang menyerang anak-anak di Eropa dan Amerika Serikat membuat bingung.
Kini, pejabat kesehatan Inggris meyakini lonjakan kasus hepatitis di antara anak-anak ini mungkin terkait dengan virus corona Covid-19.
Dokter di Inggris percaya anak-anak terkena hepatitis ini, karena sistem kekebalan mereka yang melemah akibat kurangnya paparan penyakit selama masa isolasi Covid-19.
Penelitian mengenai hepatitis misterius ini terus berlanjut, tapi para ahli percaya bahwa lonjakan kasus hepatitis terkait dengan adenovirus, yang menyerupai flu biasa.
"Virus ini telah terdeteksi pada sekitar 74 kasus yang telah diuji untuk ini," kata Phillipa Easterbrook, ilmuwan senior WHO dikutip dari Fox News.
Tapi, Phillipa berpendapat sangat tidak biasa adenovirus menyebabkan gejala yang cukup parah, seperti hepatitis ini.
Dokter mengatakan hampir 200 anak di 12 negara telah didiagnosis dengan hepatitis akut, yang menyebabkan peradangan hati.
Sebanyak 17 dari anak-anak itu telah mendapatkan transplantasi hati dan 1 anak dinyatakan meninggal dunia.
Pejabat kesehatan Illinois mengatakan mereka sekarang sedang menyelidiki tiga kasus hepatitis parah pada anak-anak dalam beberapa pekan terakhir. Penyelidikan ini mengikuti sekelompok sembilan kasus di Alabama dan dua lagi di North Carolina bulan lalu.
Baca Juga: Peneliti: Orang Gangguan Kejiwaan Berisiko Terinfeksi Virus Corona Meski Sudah Vaksin Covid-19
Karena lebih banyak kasus hepatitis yang ditemukan, CDC mengeluarkan peringatan nasional bagi dokter untuk mengamati gejala serta meminta profesional medis untuk mengawasi anak-anak dengan gejala pilek dan flu.
Dokter pun memperingatkan semua orangtua untuk tidak takut, tetapi tetap waspada. Gejala utama yang harus diwaspadai dengan peradangan hati atau hepatitis adalah sakit perut yang parah, mata kuning dan kulit kuning.
Dr. Karen Acker, dokter anak di Rumah Sakit Anak Komansky-Presbyterian New York dan profesor di Weill Cornell Medicine mengatakan ada perkiraan jumlah kasus akan meningkat.
Sehingga, ia mengingatkan masyarakat ahwa cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit adalah mencuci tangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!