Suara.com - Ibu hamil sangat rentan terkena stres. Tanda dari kondisi ini adalah detak jantung meningkat, tekanan darah melonjak, kesulitan tidur, khawatir berlebihan, hingga kesuliltan berkonsentrasi.
Padahal, ibu hamil yang mengalami stres tinggi dapat memengaruhi perkembangan otak janin dan risiko gangguan mental serta kardiovaskular beberapa puluh tahun kemudian.
"Stres prenatal tidak menyebabkan gangguan ini, itu hanya menciptakan kerentanan bagi mereka (bayi)," jelas profesor psikiatri dan kedokteran di Harvard Medical School, Jill Goldstein, dilansir laman heart.org.
Hormon stres kortisol memainkan peran penting dalam tubuh dan perkembangan janin. Namun, saat wanita hamil mengalami stres yang intens dan berkepanjangan, kadar kortisol yang berlebihan dapat menganggu perkembangan otak bayi.
Perubahan dalam sirkuit otak janin dapat menyebabkan hipersensitivitas terhadap stres serta masalah sistem kekebalan yang dapat meningkatkan risiko penyakit di masa depan.
Namun para ahli mengingatkan bahwa tidak semua stres pada ibu hamil menyebabkan perubahan otak, dan tidak semua wanita hamil merespons stres dengan cara yang sama.
"Bukan penyebab stres, tetapi bagaimana orang menanganinya yang penting," kata profesor psikologi medis Catherine Monk.
Menurut Monk, pengalaman sang ibu selama kehamilan dapat 'memberi isyarat' kepada bayinya apa yang mungkin akan terjadi ketika ia lahir.
Jika anak dilahirkan dalam lingkungan penuh ancaman, kondisi untuk merespons tingkat stres yang tinggi adalah hal baik.
Baca Juga: 4 Manfaat Positif Meditasi: Tingkatkan Suasana Hati Hingga Kurangi Stres
"Sebab, mereka akan lebih mahir menangani lingkungan yang mengancam, yang mungkin bermanfaat bagi kelangsungan hidup," sambung Monk.
Sebaliknya, janin yang sudah terpapar dengan stres tinggi sementara ia akan lahir di lingkungan yang aman dan tidak mengancam, maka anak berisiko mengalami masalah kecemasan di masa depan.
Namun, kondisi ini masih bisa 'diperbaiki'. Karena otak bayi juga berkembang pesat di tiga tahun pertama kehidupan.
"Ada banyak peluang untuk mengatasi ini," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Sepatu New Balance yang Diskon 50% di Foot Locker Sambut Akhir Tahun
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang