Suara.com - Selama lebih dari 2 tahun pandemi, beberapa orang mungkin masih belum terinfeksi Covid-19. Fenomena ini pun masih menjadi salah satu misteri terbesar pandemi Covid-19.
Para ilmuwan di seluruh dunia sedang menyelidiki orang-orang yang belum pernah terinfeksi virus corona Covid-19 sejauh ini.
András Spaan, ahli mikrobiologi klinis dan rekan di Universitas Rockefeller di New York, mengatakan sebuah studi internasional telah mendaftarkan 700 peserta dan menyaring lebih dari 5.000 orang yang berpotensi kebal terhadap virus corona Covid-19.
Bob Wachter, profesor dan ketua departemen kedokteran di University of California di San Francisco, mengatakan orang-orang seperti itu harus diwaspadai.
Orang-orang yang selalu memakai masker di ruang publik dalam ruangan, patuh vaksin Covid-19 dua kali dan booster, sering melakukan tes Covid-19 dan menghindari pertemuan atau perjalanan berisiko tinggi mungkin memiliki peluang lebih kecil untuk tertular virus corona Covid-19.
Rendahnya tingkat komunitas yang tersebar di wilayah tertentu atau kemampuan untuk bekerja dari rumah mungkin juga telah melindungi beberapa orang dari virus corona lebih baik daripada lainnya.
Selain itu dilansir dari Times of India, beberapa orang mungkin melawan virus lebih cepat karena memiliki antibodi yang sudah ada sebelumnya dan sel kekebalan memori yang mengenali virus.
Beberapa orang dengan sistem kekebalan tubuh kuat mungkin juga tidak terinfeksi virus corona ketika banyak kasus positif Covid-19, sekalipun tidak memakai masker.
Ada pula hipotesis yang menyatankan bahwa beberapa orang mungkin memiliki lebih sedikit reseptor di hidung, tenggorokan, dan paru-paru mereka untuk mengikat virus.
Baca Juga: Gara-Gara Infeksi Virus Corona Covid-19, Bon Jovi Tak Bisa Nyanyi selama 2 Minggu
Para ahli pun berharap dengan mempelajari kondisi orang-orang yang terhindar dari virus corona Covid-19 ini bisa memberikan petunjuk baru. Misalnya, gen mereka mungkin bisa mencegah orang lain terinfeksi virus corona.
Langkah ini juga bisa membantu mengobati mereka yang tertular virus, sehingga ditemukanlah pengobatan yang lebih baik dan efektif.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan