Hepatitis C dapat disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Penularan hepatitis C dapat melalui hubungan seksual tanpa pengaman serta penggunaan jarum suntik yang bergantian atau tidak steril.
Serupa dengan hepatitis B, virus ini bisa menular dari ibu yang dinyatakan terinfeksi hepatitis C ke janinnya.
4. Hepatitis D
Hepatitis D adalah peradangan liver akibat infeksi virus hepatitis D (HDV). Jenis hepatitis ini jarang terjadi di duia, akan tetapi penyakit ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Seseorang dapat tertular hepatitis D bila sebelumnya memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Penularan virus ini dapat melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril serta transfusi darah.
5. Hepatitis E
Hepatitis E dapat disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E menular melalui air atau makanan yang sebelumnya terkontaminasi virus ini. Oleh karena itu, hepatitis E mudah menular pada lingkungan yang buruk.
Pada dasarnya tidak semua penderita hepatitis menunjukkan gejala. Gejala tidak terlalu ketara pada tahap awal infeksi pada sekitar 80 persen kasus. Sisanya dapat menunjukkan beberapa gejala diantranya yaitu:
Baca Juga: Hepatitis Akut Misterius Muncul di Jakarta, DPRD Segera Panggil Dinkes DKI
- kelelahan
- kehilangan nafsu makan
- mual atau muntah
- demam
- nyeri lambung
- nyeri sendi atau otot
- perubahan frekuensi BAB dan buang air kecil
- kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
- gatal-gatal
- perubahan mental, seperti kurang konsentrasi atau koma
- perdarahan dalam.
Faktor yang Meningkatkan Resiko Terkena Penyakit Hepatitis
- Seks bebas hingga menderita HIV yang dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
- Berbagi jarum suntik baik dalam penggunaan obat atau penggunaan tato atau tindik.
- Berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.
- Konsumsi obat yang dapat merusak hati.
- Berbagi makanan atau minuman dengan orang yang menderita penyakit hepatitis.
- Pemakaian sumber air serta makanan yang terkontaminasi.
- Transfusi darah atau kemoterapi.
- Penularan dari ibu ke anak.
Cara Mengobati Penyakit Hepatitis
1. Mengonsumsi obat-obatan yang telah disarankan oleh dokter seperti:
- Interferon
- Obat antivitus protease inhibitor
- Obat antivitus analog nukleosida
- Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat
2. Banyak beristirahat
3. Membagi makanan dalam porsi kecil untuk menghindari mual
4. Memilih makanan berkalori tinggi seperti jus buah atau susu
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien