Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan empat klasifikasi terkait kasus hepatitis akut misterius yang saat ini tersebar di 20 negara. Klasifikasi penyakit itu umum digunakan sebagai sistem kategori untuk mengelompokkan orang yang terjangkit sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr. M. Syahril, Sp.P. menjelaskan klasifikasi pertama biasanya penyakit termasuk kategori terkonfirmasi sakit. Tetapi, khusus penyakit hepatitis akut ini penyebabnya belum bisa dipastikan.
"Penyakit ini baru dan belum diketahui, maka sampai saat ini belum ada kasus konfirmasi," kata dokter Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (13/5/2022).
Klasifikasi kedua dinamakan probable, yakni seseorang diduga kuat terinfeksi karena ada riwayat kontak dengan pasien sebelumnya.
WHO mendefinisikan kasus probable hepatitis akut misterius ini apabila ditemukan gejala dan tanda hepatitis akut, kadar SGPT/SGOT di atas 500IU/liter, pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan penyebab hepatitis A sampai E, dan pasien adalah anak di bawah usia 16 tahun.
"Gejala khasnya itu ada gangguan gastrointestinal yang dikeluhkan oleh pasien atau terlihat oleh keluarga. Yaitu sakit perut, mual sampai muntah, diare, kemudian berlanjut apabila memberat akan timbul kuning di mata atau sklera juga di seluruh tubuh. Disertai dengan urine atau air kencing seperti teh dan BAB pucat keputihan. Pasien bisa mengalami kejang kemudian juga menurun kesadaran," tuturnya.
Klasifikasi ketiga, dinamakan epilink. Segala gejala juga kategorinya sama dengan klasifikasi probable. Hanya saja, klasifikasi ini dikhususkan bagi pasien usia 16 tahun ke atas.
Dokter Syaril menyampaikan, walaupun belum dipastikan, kasus hepatitis akut misterius pada orang dewasa masih ditemukan sedikit di dunia, dibandingkan kasus pada anak-anak.
"WHO membuka suatu klasifikasi yang disebut dengan epilink, yaitu gejalanya sama, kemudian pemeriksaan hepatitis A sampai E juga disingkirkan, tapi usia di atas 16 tahun. Salah satu syaratnya lagi, dia ada kontak dengan pasien. Jadi dengan melihat klasifikasi ini, maka bisa saja suatu saat dia masuk dalam kategori epilink karena kontak dengan pasien, mungkin ibu atau keluarga yang mengasuh anak yang terinfeksi," tuturnya.
Baca Juga: 18 Orang di Indonesia Alami Gejala Hepatitis Akut, Hilang Nafsu Makan hingga Mual dan Muntah
Klasifikasi terakhir, disebut pending classification, yaitu kasus dengan gejala sama tapi belum ada hasil pemeriksaan terkait hepatitis A sampai E.
Data WHO, penyakit hepatitis akut misterius itu kini telah menjakit 228 anak di 20 negara, termasuk Indonesia.
Dokter Syahril berpesan, masyarakat tidak perlu panik, tapi sebaiknya waspada. Apabila anak mengalami gejala gangguan pencernaan, seperti diarea, mual, muntah, serta demam, disarankan untuk diperiksa ke dokter.
"Dengan mengenal gejala awal, kita bisa menemukan kasus lebih dini dan ditangani sedegera mungkin. Sehingga bisa berpeluang besar menyelamatkan anak," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!