Suara.com - Kementerian Kesehatan menyebut hingga saat ini, pasien hepatitis akut misterius yang dikonfirmasi berusia di bawah 16 tahun. Apakah ini artinya penyakit hanya bisa menyerang anak-anak?
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, Kemenkes juga masih terus memantau perkembangan hepatitis akut untuk mengetahui apakah penularan dapat terjadi pada orang dewasa.
“Sampai sekarang kita melihat bahwa ini adalah pada usia kurang dari 16 tahun itu sebagian besar 90 persennya itu memang pada usia satu bulan hingga 16 tahun. Apakah nanti orang dewasa di atas 16 tahun bisa tertular atau tidak, tentunya kita belum ada jawaban yang pasti ya karena penyakit ini baru dan tentunya banyak sekali yang harus kita pelajari,” katanya dikutip dari ANTARA.
Ia mengatakan belum semua daerah di Indonesia menemukan kasus hepatitis akut dengan gejala berat. Namun dari sisi surveilans di beberapa daerah telah mengalami peningkatan sehingga semua pihak diharapkan lebih waspada apabila ada anggota keluarga yang terkena sakit kuning yang menjadi penyebab penyakit hepatitis.
Ia juga menekankan bahwa hidup bersih, pengenalan gejala hepatitis akut dan penanganan cepat dari tenaga medis menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kemungkinan terburuk yakni kematian pada keluarga khususnya pada anak-anak.
“Segera lapor ke fasilitas pelayanan kesehatan, kemudian kita perlu lihat juga di beberapa daerah itu apakah terjadi peningkatan pelaporan terkait dengan sindrom kuning atau demam kuning tadi,” terangnya lagi.
dr Nadia juga menyebutkan sebanyak sembilan kasus hepatitis akut yang ada di Indonesia masuk ke dalam kriteria “pending” berdasarkan klasifikasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Jadi memang saat ini, sembilan kasus yang sudah hampir selesai pemeriksaannya itu, kalau kita lihat dalam kriteria WHO adalah “pending” berdasarkan klasifikasinya karena kita masih menunggu hasil pemeriksaan hepatitis E nya,” katanya.
Ia mengemukakan masuknya sembilan kasus hepatitis akut dalam kriteria tersebut, dikarenakan pemerintah Indonesia masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap hepatitis E dari suspek yang diperiksa.
Pemerintah bersama WHO, juga masih meneliti dan mengamati lebih jauh mengenai virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis akut termasuk munculnya gejala berat yang ditimbulkan kepada penderitanya.
“Kita tunggu saja mungkin dalam tujuh hari ke depan, paling lama kita bisa mendapatkan hasilnya,” kata Nadia.
Ia menambahkan saat ini terdapat 18 suspek dengan hepatitis akut bergejala berat di Indonesia, di mana semua suspek tersebut diketahui tidak menderita varian hepatitis A, B, C ataupun D. Namun, pemeriksaan sembilan kasus yang masuk kriteria “pending” sudah hampir selesai diperiksa.
Sementara tujuh suspek lainnya dipastikan tidak menderita hepatitis akut dan dua suspek lainnya sedang dalam proses pemeriksaan. Kemudian dari tujuh kematian yang dilaporkan, dua di antaranya bukan ditetapkan sebagai hepatitis akut.
Berita Terkait
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
-
Menkes Dengar Kabar Prabowo Tambah Kursi Wamenkes, Siapa yang Dipilih?
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
Terkini
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal