Suara.com - Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, World Health Organization (WHO) memperingatkan terkait penemuan kasus monkeypox alias cacar monyet. Peringatan tersebut diberikan setelah seorang warga Massachusetts dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox, sekaligus menjadi kasus pertama di Amerika Serikat (AS). Lantas bagaimana cacar monyet di Indonesia?
Dilansir dari USA Today, kasus pertama tersebut terjadi pada seorang pria dewasa. Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts mengatakan bahwa sebelum terinfeksi pasien melakukan perjalanan ke Kanada. Lantas, bagaimana dengan cacar monyet di Indonesia?
Kemudian dilajukan uji lab pada Selasa, 17 Mei 2022 dan pria tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus Monkeypox oleh Center for Disease and Prevention Control (CDC) AS pada Rabu (18/5/2022). Hingga saat ini pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit. Pasien yang terinfeksi dalam keadaan baik.
Mengenal Cacar Monyet
Cacar monyet adalah kerabat dari cacar air yang berupa bintil berair. Namun seiring perkembangan penyakit, bintil berair berubah menjadi bernanah dan menimbulkan benjolan di sejumlah area lipatan tubuh, seperti leher, ketiak atau selangkangan akibat pembengkakan kelenjar getah bening.
Sama seperti cacar air, tingkat penularan dan kematian akibat cacar monyet cenderung kurang. Hanya saja acar ini dapat menular dari orang ke orang, namun sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata seperti monyet, tikus serta tupai yang terinfeksi.
Cacar monyet dapat menyerang siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, namun penyakit ini jarang ditemukan. Monkeypox pertama kali ditemukan di Afrika pada tahun 1970 an.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox yang menyebar melalui percikan liur yang masuk melalui hidung, mata, mulut dan luka pada kulit. Penularan cacar monyet pada awalnya terjadi pada hewan ke manusia, melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinveksi virus Monkeypox.
Baca Juga: Sebelum Mewabah di Eropa dan Amerika, Cacar Monyet Sudah Lebih Dulu Menghantam Benua Afrika
Kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinveksi atau benda yang terkontaminasi juga dapat membuat seseorang mengalami cacar monyet. Sedangkan penularan antarmanusia terbas dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Cacar monyet akan muncul di tubuh setelah 5 sampai 21 hari seseorang terinveksi virus Monkeypox. Berikut ini beberapa gejala awal yang akan dirasakan"
- Demam
- Letih dan lesu
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Lantas bagaimana kasus cacar monyet di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini.
Cacar Monyet di Indonesia
Selain AS, sejumlah negara juga sudah melaporkan penemuan kasus cacar monyet yang dialami warganya. Beberapa negara tersebut antara lain yaitu Kanada, Amerika Serikat (AS), Inggris, Portugal, Spanyol, dan Singapura.
Berita Terkait
-
Sebelum Mewabah di Eropa dan Amerika, Cacar Monyet Sudah Lebih Dulu Menghantam Benua Afrika
-
Daftar Negara yang Diserang Cacar Monyet, Sudah Sampai Tetangga Indonesia
-
Eropa Dilanda Wabah Cacar Monyet, Inggris Wajibkan Vaksinasi
-
Cacar Monyet Menyebar di Eropa, Inggris Tawarkan Vaksin
-
Apa Saja Gejala Cacar Monyet? Waspadai Bintil Berair di Kulit
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan