Suara.com - Mantan Juru Bicara Covid-19 Ahmad Yurianto meninggal dunia usai dirawat intensif karena kanker usus besar atau kanker kolorektal di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Ia meninggal di Malang, Jawa Tengah pukul 18.58 WIB, setelah selesai menjalani perawatan di rumah sakit.
"Benar (Ahmad Yurianto meninggal dunia)," terang Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, drg. Widyawati, melalui pesan singkatnya kepada suara.com, Sabtu (21/5/2022).
drg. Widyawati juga mendoakan atas kepergian rekannya di Kemenkes, agar diberikan tempat terbaik di sisi sang pencipta.
"Semoga beliau diberikan tempat terbaik disisi Allah SWT serta keluarga yg ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran. Aamiin ya robbal alamin," tuturnya.
Seperti diketahui, selain mengidap stroke, mantan Dirjen P2P Kemenkes RI ini sudah beberapa kali menjalani pengobatan intensif dan serius di RSPAD Gatot Subroto karena kanker usus.
Di sisi lain, mengutip Hello Sehat, kanker usus besar disebut juga dengan kanker kolorektall, yaitu kanker yang menyerang usus besar atau kolon, rektum maupun keduanya.
Menurut data Globocan 2018, kanker ini termasuk kanker terbanyak ke-6 yang ditemukan di Indonesia.
Masih di tahun yang sama, menurut data WHO, kanker kolorektal menempati peringkat ketiga untuk jenis kanker yang paling umum ditemukan
Baca Juga: Eks Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto Meninggal Dunia Setelah Berjuang Melawan Kanker Usus
Meski semua kanker berbahaya, kanker usus besar jadi salah satu yang paling mematikan di antara jenis kanker lainnya.
Ini karena apabila sel kanker yang tidak ditangani dengan baik, dapat menyebar pada organ dan bagian tubuh lainnya, melalui organ pencernaan,.
Apalagi di awal perkembanganya, penyakit ini tidak bergejala sehingga sulit untuk didiagnosis.
Adapun solusi terbaik mencegah kanker usus besar yaitu deteksi dini dengan pemeriksaan. Seperti menjalani tindakan kolonoskopi.
Kolonoskopi adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat gangguan atau kelainan pada usus besar dan rektum.
Kanker usus besar juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang berbahaya.
Berita Terkait
-
Bukan Lagi Penyakit Orang Tua: Ketika Kanker Kolorektal Menyasar Generasi Milenial dan Gen Z
-
Mengenal Kolonoskopi: Langkah Awal yang Menyelamatkan Nyawa dari Kanker Usus Besar
-
3 Metode Skrining untuk Deteksi Kanker Usus Besar
-
Cara Cegah Kanker Usus Besar, Kenali 3 Metode Skrining Ini
-
Kisah Pilu Wanda Hamidah, Baru Tahu Ayahnya Idap Kanker Usus Besar Setelah Dirawat
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban