Suara.com - Jahe telah lama digunakan sebagai herbal karena manfaatnya yang telah terbukti pada kesehatan. Tapi, ternyata tidak mudah untuk menjaga kualitas jahe yang ditanam sehingga punya manfaat bagi kesehatan.
Hal itu seperti diungkapkan oleh Head of BU BINA (Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural) Sari Pramadiyanti. Ia mengatakan bahwa telah ada sejumlah produk yang pernah mereka kembangkan.
"Tapi ternyata perjalanannya itu kita tidak bisa mendapatkan bahan bakunya yang terstandar. Sehingga, performance produknya itu naik-turun," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk mengembangkan integrasi dari hulu ke hilir. Hal ini berbeda dari industri farmasi pada umumnya, yang hanya fokus ke hilir dengan menggunakan bahan baku, lalu diproduksi dan dijual.
“Nah kita mencoba ke lebih awal lagi stepnya. Kita masuk ke hulunya, dalam hal membina petani untuk menanam jahe merah. Mulai dari pembenihannya, ditanamnya, dipanennya, diproses pasca panen, kemudian dijual,” paparnya.
Jahe merah dipilih karena memiliki manfaat baik bagi kesehatan, dibandingkan dengan jahe emprit dan jahe gajah. Jahe merah mengandung antosianin (yang menyebabkan warna merah) sebagai antioksidan dan kandungan essential oil dalam jahe merah lebih tinggi. Tingkat kepedasan dan kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dari jahe gajah, tetapi tidak berbeda signifikan dengan jahe emprit.
“Ada tujuh aspek dalam ekosistem jahe merah kita. Pertama, nursery atau mengenai benih. Supaya jahe merah yang dihasilkan baik, maka kita memilih benih yang baik, sehingga kita bekerja sama dengan BPPT, Balittro, untuk menghasilkan benih dan varietas yang memang terbukti unggul,” ungkap Sari.
Ekosistem jahe merah juga memiliki lab tissue culture yang dibangun bersama Kyung Hee Univesity Korea Selatan dan Univesitas Surabaya, namanya Kalbe Ubaya Hanbang Bio Lab. Setelah benih yang bagus dipilih, tahap selanjutnya ialah cultivation. Pada tahap ini, pembinaan tentang bagaimana pemeliharaan tanamannya.
“Artinya, petani diberikan SOP (Standar Operasional Prosedur) supaya cara menyiramnya tepat, air yang disiram tidak kelebihan maupun kekurangan. Kadang-kadang tim kami memantau ke lokasi untuk memastikan bahwa mitra petani melaksanakan penanaman sesuai prosedur,” katanya.
Baca Juga: Bantu Tidur Lebih Nyenyak, Begini Cara Membuat Teh Lemon Jahe yang Berkhasiat di Rumah
Setelah ditanam, jahe merah dipelihara sampai usia panen, minimal di usia 10 bulan. Hal ini karena ada parameter kualitas yang harus dicapai, salah satunya kandungan gingerol.
Tahap selanjutnya, pasca panen. BU BINA memastikan jahe merah dipanen, dicuci, dirajang, serta dikeringkan sesuai dengan persyaratan spesifikasi tertentu seperti kandungan air tidak boleh lebih dari 10% supaya tidak ada jamur di jahe merah yang telah dipanen. Sebagai infomasi tambahan, jahe merah dari ekosistem BINA sudah diuji bebas aflatoxin.
“Lalu kita masuk ke proses ekstraksi untuk menghasilkan ekstrak, atau bisa juga dijadikan minyak jahe melalui proses distilasi. Dari situ kita perlu memastikan bahwa jahe yang kita konsumsi punya manfaat kesehatan, maka ada tahap farmakologi. Kita melakukan uji preklinis maupun uji klinis untuk memastikan jahe merah memiliki manfaat kesehatan sesuai klaim. Lalu dikemas dan bisa dikomersialisasikan,” jelas Sari.
“Harapannya, bisa diekspor ke luar negeri, sehingga tidak hanya di lokal saja yang mengetahui jahe merah tetapi di luar negeri juga mengetahui Jahe Merah, sesuai dengan strategic initiative Kalbe, yaitu Go Global,” imbuhnya.
Kini, petani mitra Bintang Toedjoe utamanya ada di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Sari mengungkapkan bahwa di lokasi yang tersebar itu monitoring menjadi tantangan.
“Karena yang harus dikunjungi untuk memastikan itu banyak karena ada lebih dari 1500 mitra petani utama yang platinum, yaitu petani yang sudah berpengalaman dan sudah mengirim lebih dair satu kali. Di sisi lain, kita senang karena banyak menyentuh bagianbagian dari Indonesia di mana-mana. Harapannya, dengan ekosistem ini kita bisa merangkul banyak pihak dan memberikan manfaat bagi sesama,” tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?