Suara.com - Pernahkah kamu sulit menggerakan tubuh, merasa tidak bisa bicara dan membuka mata saat bangun tidur? Masyarakat Indonesia biasanya menyebut hal tersebut sebagai 'ketindihan' dan dikaitkan dengan kejadian mistis.
Tapi ternyatam ketindihan tidak hanya populer di Indonesia. Masyarakat dari etnis Hmong di Vietnam dan Laos juga mengenalnya dengan istilah dab tsong. Penduduk Skandinavia menganggap fenomena ini terjadi karena ada setan cilik Mare yang menindih mereka.
Beda halnya dengan kepercayaan orang es kimo yang menganggap ketindihan sebagai fenomena roh manusia yang keluar dari tubuh dan tidak bisa masuk lagi.
Benar atau tidak, ternyata ketindihan bisa dijelaskan secara ilmiah, lho!
Dikutip dari Ruang Guru, ketindihan disebut dengan Sleep Paralysis secara ilmiah. Sleep Paralysis dapat terjadi ketika mekanisme otak dan tubuh tidak selaras.
Diketahui bahwa ada empat fase yang terjadi selama tidur. Tahap 1 NREM (NonRapid Eye Movement), Tahap 2 NREM, Tahap 3 NREM, dan REM.
Selama tidur, manusia harusnya melewati semua fase tersebut tanpa terbangun sedikitpun. Apabila tidur sering terbangun, kemungkinan fase berantakan, sehingga saat bangun tidur justru masih merasa lelah.
Ketindihan atau Sleep Paralysis akan terjadi karena bangun saat berada di tengah fase REM. Fase di mana seharusnya tubuh asyik bermimpi dan mengistirahatkan otot-otot.
Jadi, otak mengira kalau tubuh masih tidur, padahal sudah bangun. Otak juga mengira kalau tubuh hanya bermimpi, padahal yang terlihat dunia yang sebenarnya.
Baca Juga: Badan Jadi Sakit Saat Bangun Tidur? Ini 5 Penyebabnya
Oleh sebab itu, sewaktu ketindihan, kerap melihat sosok aneh yang sebenarnya hanya halusinasi dari mimpi. Sleep Paralysis semacam ini, disebut dengan hypnopompic sleep paralysis.
Di sisi lain, ada yang dinamakan dengan hynagogic sleep paralysis. Fenomena ini terjadi saat tubuh sudah rileks, otot-otot sudah lemas terlebih dahulu, padahal sebenarnya belum masuk fase tidur. Jadi, kesadaran masih ada, tapi tubuh merasa “sudah tidur”.
Maka, ketika mengalami sleep paralyisis yang perlu kamu lakukan hanya tenang. Tidak perlu dilawan dengan memaksakan diri menggerakan tubuh.
Menurut Andreas Prasadja, dokter medis ahli gangguan tidur dari Indonesia, sleep paralysis yang merupakan tanda yang diberikan tubuh bahwa seseorang terlalu lelah dan kurang tidur.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar