Suara.com - Memperingati HTTS atau Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2022, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan perlu adanya larangan penjualan rokok batangan untuk membatasi akses masyarakat membeli rokok.
Menurut Wamenkes Dante, larangan menjual rokok eceran dinilai bisa membuat rokok tidak mudah dijangkau, termasuk perokok pemula seperti siswa sekolah yang membelinya dari uang bekal pemberian orangtua.
"Untuk rokok batangan yang diberi aksesnya, itu sebenarnya yang bisa kita batasi, mungkin ada aturannya rokok tidak boleh dijual secara batangan, sehingga mereka harus beli satu pack, harganya lebih mahal, mungkin keterjangkauan masyarakat jadi lebih rendah dibanding mereka membeli batangan," ujar Wamenkes Dante, di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, (31/55/2022).
Adapun larangan menjual rokok eceran sudah diberlakukan di supermarket, termasuk keharusan orang dewasa yang membeli rokok. Tapi Wamenkes Dante tak menampik, ada penjual sektor informal seperti warung kelontong yang tetap menjual rokok batangan atau rokok eceran.
"Tapi memang satu hal yang sulit, karena sulit dihindari sektor informal dimonitor dan evaluasi untuk aturan tersebut," tutup Wamenkes Dante.
Adapun aturan menjual rokok, dan menerapkan kawasan bebas rokok di berbagai daerah di Indonesia, Kemenkes berharap kerjasama dari berbagai pihak karena saat ini kebijakan diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda), yang berhak menghentikan iklan rokok di daerahnya.
"Kita harapkan punya perda untuk upaya menghentikan iklan rokok ini. Tapi sayangnya tidak semua daerah itu punya peraturan daerah (Perda) tersebut, sehingga yang kita lakukan edukasi secara lembaga kepada para Pemda dan melakukan edukasi secara individual kepada masyarakat," jelas Wamenkes Dante.
Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dilakukan Global Adult Tobacco Survey atau GATS 2022, menemukan bahwa prevalensi pengguna tembakau dan prevalensi merokok di Indonesia tidak ada perubahan signifikan selama 10 tahun terakhir.
Berdasarkan perbandingan prevalensi pengguna tembakau di 2011 sebesar 36,1 persen, selama 10 tahun hingga 2021 pengguna tembakau hanya menurun ke angka 34,5 persen.
Baca Juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Kenali Bahan Kimia Berbahaya yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Temuan serupa juga terjadi pada prevalensi merokok di 2011 di angka 34,8 persen dan di 2021 hanya di angka 33,5 persen.
Penelitian hasil kerjasama Kementerian Kesehatan RI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Center for Disease Control and Prevention (CDC) ini dilakukan dengan cara membandingkan survei pengguna tembakau di 2011 dan 2021 di Indonesia.
Survei dilakukan dengan mewawancara sebanyak 8.305 orang di 2011, dibandingkan dengan wawancara terhadap 9.156 orang di 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA