Suara.com - Wajar bagi orangtua bingung ldan khawatir saat anaknya didiagnosis menderita leukemia atau kanker darah. Tapi hal yang selanjutnya perlu dilakukan adalah, bersikap tegar dan mendampingi anak menjalani pengobatan agar mereka bisa sembuh.
Dijelaskan Dokter Spesialis Anak Konsultan, dr. Dewi Anggraeni, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Umum Persahabatan (RSUP) tingkat kesembuhan anak dengan leukemia sebesar 75 persen, dengan tingkat harapan hidup hingga 5 tahun.
Sehingga ia meminta orangtua tidak patah semangat, dengan melakukan berbagai tata cara penanganan anak dengan leukimia, seperti sebagai berikut:
1. Harus Tahu Rencana Pengobatan
Anak dengan leukimia tidak perlu ada penanganan khusus, baik tidur, makan maupun kegiatan sama seperti anak pada umumnya. Tapi yang perlu dilakukan orangtua harus membuat rencana pengobatan untuk anaknya.
"Bedanya karena anak ini menderita penyakit leukimia, tentunya sebagai orangtua harus paham betul tentang penyakit yang diderita si anak ini, dan harus tahu juga rencana pengobatan seperti apa rencana bagaimana," ujar dr. Dewi dalam acara diskusi bersama Radio Kesehatan, Selasa (7/6/2022).
2. Kenali Risiko Infeksi
Orangtua perlu tahu saat anak menjalani kemoterapi, maka sistem kekebalan tubuh menurun drastis karena efek sel normal yang ikut rusak dan mati karena kemoterapi. Sehingga disarankan orangtua lebih protektif pada anaknya.
"Maksudnya jangan batuk pilek itu disepelekan, harus segera berobat, takutnya berdampak yang lebih buruk jika tidak tertangani," papar dr. Dewi
3. Ketahui Efek Samping Pengobatan
Efek samping pengobatan kanker leukemia seperti kemoterapi dan radiasi memiliki efek samping yang perlu diwaspadai. Apalagi efek samping ini bisa memperburuk keadaan jika tidak dikelola dengan baik.
"Misalnya nafsu makan berkurang, dibuat jadi ada variasi makanan, mengganti makanan, jangan sampai anak jatuh ke kondisi kurang gizi," terangnya.
Baca Juga: Tak Diperlihatkan Wajahnya, Siapa Calon Menantu Anies Baswedan?
4. Beri Pengertian ke Anak Tentang Kondisinya
Langkah ini bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak berpikir, seperti anak remaja yang bisa paham saat diberi pengertian. Orangtua jelaskan kondisinya, agar mengerti dan menjaga kondisinya agar tidak drop.
"Anak itu harus berpikir positif membantu proses kesembuhan, jadi kreativitas di rumah agar tidak bosan. Saat kemoterapi anak tidak sekolah, jadi dia lebih percaya diri agar anak tidak minder dengan teman-tamannya yang sehat," ungkapnya.
5. Persiapan Perawatan di Rumah Sakit
Kebanyakan anak kecil anak jenuh dan kesal jika terus-terusan di rumah sakit. Maka orangtua harus membuat anak sebisa mungkin nyaman saat menjalani pengobatan di rumah sakit, seperti membawa mainan, membawa buku kesukaan, hingga film yang disukai.
"Karena kadang perawatan di rumah sakit butuh waktu lama, harian atau mingguan. Jadi, persiapkan barang si anak yang perlu dibawa, seperti mainan, jadi anak nggak bosen," tutup dr. Dewi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru