Suara.com - Masturbasi atau proses memperoleh kepuasan seksual tanpa berhubungan kelamin dengan lawan jenis merupakan hal yang umum dilakukan di rumah atau lokasi private lainnya. Tetapi, seorang psikolog pernah memaparkan 'manfaat' masturbasi di tempat kerja.
Adalah Mark Sergeant, seorang dosen psikologi di Nottingham Trent University yang mengajukan saran kontroversial itu beberapa tahun lalu. Mark mengusulkan adanya 'jeda masturbasi' atau masturbasi break bagi pegawai.
Psikolog itu percaya bahwa jeda untuk melakukan masturbasi bisa menjadi cara bagus untuk mengatasi stres pekerjaan. Masturbasi di kantor, katanya, dapat dijadikan 'hobi' sebagai bentuk pelarian dari tugas.
Mark Sergeant mengusulkan saran tersebut dalam sebuat artikel yang ia tulis untuk media Metro awal tahun 2017 lalu. Dia mengatakan bahwa usul tersebut akan 'sangat efektif di tempat kerja' dan menganggapnya sebagai 'cara yang bagus untuk menghilangkan ketegangan'.
Namun ternyata, klaim Sergeant didukung oleh Dr Cliff Arnall, seorang pelatih hidup yang berbasis di Hay-on-Wye, Wales.
"Saya akan mengharapkan sebuah kebijakan terkait masturbasi agar bisa kerja lebih fokus, agresi berkurang, produktivitas lebih tinggi, dan lebih banyak tersenyum. Tentu saja jeda masturbasi bisa jadi pelarian untuk meningkatkan fokus kerja," tambah Arnall.
Tapi para psikilog juga memiliki kekhawatiran bagi mereka yang cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai klimaks, karena hal tersebut bisa menyebabkan frustasi baru di tempat kerja.
Sementara itu, ada fakta lain di mana pada 2013 lalu, ada penelitian mencatat bahwa masturbasi bisa menangkal sejumlah penyakit. Periset di University of Sydney menemukan bahwa masturbasi dapat mencegah sistitis, diabetes dan bahkan kanker prostat.
Mereka juga menemukan bahwa 94 perempuan laki-laki mengaku melakukan masturbasi, sama seperti 85 perempuan perempuan.
Baca Juga: Hari Keluarga Nasional, Psikolog Ingatkan Pentingnya Peran Keluarga untuk Tumbuh Kembang Anak
NoFap, sebuah kelompok anti-seks online, didirikan setelah sebuah penelitian 2003 menemukan bahwa laki-laki yang tidak melakukan masturbasi selama tujuh hari memiliki kadar testosteron lebih tinggi. Tapi bukti itu langka dan testosteron dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, Medical Daily melaporkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?