Suara.com - Bintang pop Kanada, Justin Bieber, mengumumkan bahwa setengah wajahnya mengalami kelumpuhan. Kondisi ini menyebabkan pembatalan sejumlah konser Bieber di beberapa negara.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram pada Jumat (10/06), tampak jelas efek kelumpuhan pada wajah penyanyi yang populer di kalangan generasi muda ini.
Dia kemudian menjelaskan bahwa dirinya menderita Sindrom Ramsay Hunt (RHS), yang disebabkan oleh virus.
Belum jelas berapa lama dia akan pulih dari penyakit langka ini, namun berikut ini adalah beberapa hal yang kita ketahui tentang sindrom Ramsay Hunt.
https://www.instagram.com/tv/CeorE9OjqX9/?utm_source=ig_web_copy_link
Apa penyebabnya?
RHS disebabkan oleh virus varicella zoster (VZV), yang juga menyebabkan dua penyakit umum lain: cacar air dan cacar api.
Penyakit itu muncul ketika infeksi virus menyerang saraf wajah di belakang telinga, yang mengontrol gerakan dan ekspresi wajah.
Menurut lembaga swadaya Facial Palsy UK, orang-orang yang memiliki sindrom ini pernah mengalami cacar air ketika masih kecil.
Baca juga:
Baca Juga: Hits Kesehatan: Justin Bieber Sulit Makan, Badan POM Tetapkan Obat Tidur Ini sebagai Narkotika
- Ada ruam di kulit Anda? Cara mengetahui apakah bercak itu cacar monyet
- Cacar monyet muncul lagi setelah 18 tahun, ratusan orang dilacak di AS
- Virus cacar monyet bocor dari laboratorium? Teori konspirasi 'tidak berdasar' tersebar di medsos
Kendati telah sembuh dari cacar air, bukan berarti virus itu hilang. Alih-alih, virus itu tetap tinggal di tubuh kendati tak berbahaya selama virus itu tidak aktif.
Pada kemudian hari, virus itu bisa aktif kembali, kemungkinan karena kondisi sistem kekebalan tubuh yang melemah.
Pemicu lain adalah stres, yang selalu dikaitkan sebagai penyebab cacar api.
Apa gejalanya?
Seperti tampak di video yang diunggah Bieber, salah satu gejala yang jelas adalah bagian wajah yang lumpuh karena virus itu menyerang saraf yang menggerakkan ekpresi wajah.
Selain itu, gejala yang lain adalah munculnya ruam dan kulit yang melepuh di wajah, telinga, dan kepala atau di dalam mulut.
Beberapa orang juga mengalami masalah pendengaran dan nyeri yang parah.
Hal inilah yang dialami Nicoya Rescorla, perempuan berusia 28 tahun di Inggris. Dia mengidap gejala RHS yang dia sebut "merampas kemandiriannya."
"Rasa sakitnya luar biasa, itu sangat melemahkan", tuturnya.
Dia didiagnosis terjangkit RHS pada Oktober 2020 silam, yang bermula dari sakit di leher sebelum kelumpuhan pada wajah dideritanya.
Setelah itu, dia mengalami berbagai gejala lain, seperti vertigo dan ketidakseimbangan.
Apakah Sindrom Ramsay Hunt menular?
Tak seperti cacar air, cacar api dan RHS tidak menular.
Kendati begitu, dokter memperingatkan agar orang tanpa kekebalan terhadap cacar air dan cacar api bisa terinfeksi virus ini ketika bersentuhan dengan ruam atau kulit yang melepuh dari orang yang menderita RHS.
Apa dampaknya?
Nicola Rescorla, yang mengalami Sindrom Ramsay Hunt pada 2020 silam, berkata bahwa penyakit ini berdampak pada kesehatan mentalnya.
"Penyakit ini benar-benar mengisolasi saya secara fisik dan mental karena saya tidak bisa keluar begitu saja walapupun saya mau - saya harus bergantung pada suami dan ibu saya."
"Secara mental itu telah memukul saya selama enam [bulan], saya orang yang sama sekali baru dibanding diri saya 20 bulan lalu."
Meskipun sudah hampir dua tahun sejak dia pertama kali didiagnosis dengan Sindrom Ramsay Hunt, Nicoya mengatakan dia masih kesakitan setiap hari, meski sudah minum obat.
"Wajah saya belum - dan mungkin tidak akan - pulih sepenuhnya."
Tapi dia berharap keseimbangannya akan menjadi lebih baik.
Apakah penyakit ini biasa?
Sindrom Ramsay Hunt adalah penyakit langka.
Di Amerika Serikat, National Organization for Rare Disorders (NORD), lembaga swadaya di bidang penyakit langka, memperkirakan bahwa RHS dialami oleh lima dari 100.000 orang tiap tahun.
Sebagai perbandingan, penyakit kanker dialami oleh 440 dari 100.000 orang.
Bagaimana diagnosis dan perawatannya?
Dokter akan meminta orang dengan gejala RHS untuk melakukan tes darah dan pemindahan untuk melakukan diagnosis.
Penyakit ini bisa dipulihkan dengan obat anti-virus, steroid dan penghilang nyeri.
Dalam beberapa kasus, olahraga wajah juga bisa membantu.
Baca juga:
- Dari penyakit cacar hingga Covid-19, sejarah kewajiban vaksin dan penolakan terhadapnya: 'Bukan sesuatu yang baru'
- Cacar, satu-satunya penyakit yang berhasil diberantas dalam sejarah manusia, apa yang bisa dipelajari dalam hadapi wabah Covid-19
- Virus-virus mematikan yang muncul lalu menghilang tanpa jejak
Dengan perawatan ini sebagian besar orang akan pulih total. Akan tetapi, semakin parah kerusakan syaraf yang dialami, akan semakin lama waktu yang diperlukan untuk pulih.
Dalam beberapa kasus kelumpuhan pada wajah dan kehilangan pendengaran tak bisa disembuhkan.
Belakangan, muncul unggahan di media sosial yang mengaitkan Sindrom Ramsay Hunt dengan vaksin Covid-19.
Terlepas dari spekulasi di media sosial, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut bertanggung jawab atau terkait dengan penyebab Sindrom Ramsay Hunt.
Berita Terkait
-
6 Artis Hollywood yang Berjuang Melawan Penyakit Lyme, Terbaru Bella Hadid
-
Justin Bieber Unggah Foto dengan Perempuan Hamil, Hailey Mengandung Aka Kedua?
-
Sabrina Carpenter, Justin Bieber, Karol G Jadi Headliners Coachella 2026
-
HOT! Esensi Lagu Justin Bieber Walking Away: Ada Komitmen Tersembunyi?
-
Trending YouTube, Fakta MV 'Yukon' Justin Bieber dan Hubungan Romansa
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia