Gangguan stres pascatrauma dapat muncul pada seseorang yang pernah mengalami kejadian traumatis atau berada di situasi berbahaya yang mengancam nyawa. Contoh, menjadi korban kekerasan seksual.
Penderitanya sering sulit melupakan pengalaman traumatis tersebut, baik mendadak muncul dalam pikiran atau saat bermimpi, yang kemudian membuatnya merasa bersalah, terisolasi, hingga merasa sulit bersosialisasi dengan orang lain.
3. Gangguan Panik
Penderita jenis ini bisa merasa takut atau panik tanpa alasan yang jelas. Anxiety dan serangan panik akibat gangguan tersebut dapat muncul kapan saja dan terjadi berulang.
Begitu gejala panik muncul, penderita gangguan panik biasanya akan merasakan sejumlah gejala lain, seperti sesak napas, tubuh gemetar, lemas, jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan pusing.
4. Gangguan Obsesif Kompulsif
Orang yang menderita gangguan ini cenderung melakukan sesuatu secara berulang guba meringankan rasa cemas yang berasal dari pikirannya sendiri. Misal, mencuci tangan sebanyak 3 kali karena merasa tangannya masih kotor.
Gangguan ini bisa dibilang sulit dikendalikan, sifatnya menetap, dan dapat kambuh kapan saja sehingga membuat penderitanya terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Fobia
Baca Juga: Pengertian Anxiety: Gejala, Jenis dan Cara Mengatasinya
Fobia adalah jenis anxiety yang bisa membuat penderitanya memiliki rasa takut berlebih dan cenderung tidak rasional terhadap suatu benda, hewan, serta situasi tertentu.
Orang yang memiliki fobia dapat mengalami serangan panik saat melihat sesuatu atau berada di tempat yang menjadi pemicu fobia, misalnya yang tinggi dan gelap.
6. Gangguan Kecemasan Sosial
Penderita gangguan kecemasan sosial memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap lingkungan sosial atau momen dimana harus berinteraksi dengan orang lain.
Penderitanya selalu merasa diawasi dan dinilai buruk oleh orang lain, serta takut atau merasa malu secara berlebihan saat berada di keramaian.
Hal-hal inilah yang membuat penderita selalu berusaha menghindari situasi yang mengharuskannya bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang.
Berita Terkait
-
Pengertian Anxiety: Gejala, Jenis dan Cara Mengatasinya
-
Merasa Cemas dengan Finansial? Ini 3 Cara Menangani Money Anxiety
-
Bagaimana Cara Menghadapi Pasangan yang Memiliki Gangguan Anxiety?
-
Mengenal Agoraphobia, Salah Satu Gangguan Kecemasan
-
Awas! Orang dengan Kecemasan dan Depresi Berisiko Terkena Penyakit Kronis
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien