Suara.com - Kabar kurang menyenangkan datang dari keluarga Ruben Onsu, karena Sarwendah diketahui mengidap penyakit langka di batang otak dan harus menjalani operasi untuk menyembuhkannya.
Tapi sayangnya, operasi batang otak yang akan dijalani Sarwendah bisa merusak penglihatan dan kemampuan berkomunikasi, bila tindakan operasi tidak berhasil menghilangkan penyakit ibu tiga anak ini.
"Ada penyakit langka di batang otak...Nah, misalnya di batang otak dioperasi dan tidak berhasil, berbahaya untuk penglihatan dan komunikasi sudah tidak senormal dulu " kata Ruben Onsu di tayangan Brownis Trans TV, Kamis (16/6/2022).
Sementara itu mengutip Cleve and Clinic, operasi otak adalah prosedur untuk menangani kelainan otak, baik di sistem saraf, kontrol kemampuan berbicara, bergerak dan mengingat.
Tujuan dari operasi ini adalah mengatasi masalah atau kelainan otak tanpa mengganggu fungsi penting sistem saraf di otak untuk berkomunikasi maupun bergerak.
Selama operasi otak berlangsung, ahli bedah biasanya akan mengangkat sebagian otak atau pertumbuhan sel otak yang tidak normal seperti tumor.
Prosedur Operasi Otak
Proses operasi otak berbeda-beda untuk setiap orang. Beberapa tim bedah akan mencukur sebagian kepalanya sebelum melakukan operasi, tapi ada juga yang sebagian besar yang hanya mencukur bagian kecil untuk membuat sayatan.
Namun untuk operasi minimal invasif (pembedahan), beberapa juga tidak perlu mencukur rambut sama sekali.
Baca Juga: Di Tengah Penyakit yang Diderita Ruben Onsu, Sarwendah Tan Juga Idap Kista di Batang Otak
Kondisi Setelah Operasi Otak
Pasien yang baru menjalani operasi otak, sebagian besar akan dirawat di rumah sakit untuk dipantau dan diobservasi. Tapi untuk prosedur minimal invasif hanya butuh satu hingga dua hari tinggal di rumah sakit.
Tapi untuk operasi terbuka biasanya butuh dirawat di rumah sakit hingga 10 hari setelah operasi. Beberapa pasien juga harus terus menerima pengobatan anti kejang dengan steroid, yang juga mencegah pembengkakan otak dan kejang.
Risiko Operasi Otak
Seperti kebanyakan operasi, operasi otak juga berisiko menyebabkan pendarahan, infeksi, atau efek samping karena anestesi.
Efek samping lain setelah operasi seperti afasia atau kesulitan bicara, pembengkakan otak, kebingungan atau delirium, pusing, sakit kepala, hingga gangguan gerakan atau kesemimbangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan