Suara.com - Tak sedikit orang tua baru yang kerap panik dan khawatir berlebihan saat anak diare ataupun sembelit saat awal pemberian MPASI atau makanan pendamping ASI. Bahkan, ada yang langsung buru-buru menghindari pemberian makanan tertentu, karena khawatir menjadi pemicu diare dan sembelit tersebut.
Menanggapi hal ini, dokter spesialis anak dr. Harun Albar, M.Kes, Sp.A, meminta para orang tua untuk tetap tenang, karena gejala sembelit atau diare adalah respon wajar anak saat baru mulai menerima MPASI.
"Itu merupakan normal aja sih, karena kondisi transisi dari makanan cair menuju makanan padat, saat itu enzim-enzim khususnya baru aktif," ujar dr. Harun dalam acara peluncuran Twistshake-Mothercare, Senin (20/6/2022).
Ia menjelaskan, enzim yang baru aktif itu berkenalan dengan kasein, yaitu protein dalam susu dan produk turunannya seperti keju, yogurt, dan es krim. Kasein ini umumnya jadi penyebab sembelit pada anak yang baru memulai MPASI.
"Sembelit ini hal yang normal, hanya tinggal dilihat evaluasinya seperti apa," papar dr. Harun.
Orang tua hanya perlu memantau dan mengevaluasi sudah berapa lama sembelit anak berlangsung. Jika sembelitnya lebih dari 5 hari, dan ditambah anak rewel, barulah orang tua boleh waspada.
Sedangkan untuk diare pada anak pertama kali menjalani MPASI, orang tua harus memantau diare anak dan pastikan tidak lebih dari 3 kali selama 24 jam. Jika frekuensi diare lebih dari itu, maka anak harus mendapatkan pengobatan.
"Tidak mau makan atau minum, lemas, diare yang cair atau kotoran tanpa ampas, hal-hal inilah yang perlu diwaspadai," jelas dr. Harun.
Dokter yang berpraktik di Brawijaya Hospital itu menambahkan, selama tekstur tinja anak variatif tidak terus menerus cair atau tidak terus menerus keras, maka sembelit maupun diare anak masih dalam batas wajar.
Baca Juga: Waspada Recreational Water Illness Ketika Berenang di Kolam Umum, Infeksi yang Menular Lewat Air!
"Tetapi selama BAB variatif, seperti dalam 1 hingga 2 hari sembelit, kemudian pup lagi, pup dari padat ke lembut bukan hanya cairan saja, berat badan normal, tidur baik, dan menyusunya juga baik itu bukan hal hal yang mengkhawatirkan," tutup dr. Harun.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025