Suara.com - Belum lama ini, Satuan Petugas Penanganan (Satgas) Covid-19 mengumumkan kasus harian Covid-19 kembali meningkat setelah terkonfirmasinya varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, kenaikan kasus telah menyentuh angka 1000 per harinya. Padahal, sebelumnya kondisi pandemi di Indonesia sudah mulai membaik.
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan bahwa naiknya kasus Covid-19 kali ini diprediksi akan berbeda dengan varian Delta maupun Omicron. Ia memprediksi, kenaikan ini mungkin akan berlangsung selama satu sampai dua bulan ke depan.
Menurutnya, kasus positif baru kemungkinan akan menyerang kelompok yang rawan seperti lansia, komorbid, dan masyarakat tanpa vaksinasi lengkap.
“Kenaikan kasus Covid-19 ini jelas akan berlangsung setidaknya satu dua bulan, lah ya, tapi tentu ini berbeda dengan waktu delta, hanya pada kelompok yang rawan berisisko tinggi seperti lansia, komorbid, atau yang cakupan vaksinnya masih minim,” ucap Dicky saat dihubungi Suara.com, Rabu (22/06/2022).
Selain itu, menurut Dicky, kenaikan mungkin akan berakhir pada Agustus. Sementara untuk puncak kenaikan bisa terjadi pada Juli akhir.
Ia juga menjelaskan sebenarnya saat ini masyarakat bisa saja sudah banyak yang terinfeksi. Namun, masyarakat dinilai akan lebih kuat karena sudah memiliki imunitas tubuh. Jadi, kalaupun terinfeksi, tidak menunjukkan gejala apapun.
“Bicara jumlah sebenarnya jumlahnya juga sudah bisa puluhan ribu sekarang terinfeksi, tapi kan mayoritas tidak bergejala, jadi tergantung kemampuan pemerintah melakukan testing dan tracing yang sekarang masih jadi PR,” jelasnya.
Untuk mengurangi kenaikan angka positif, menurut Dicky, pemerintah harus gencar dalam melakukan 3T (testing,tracing, dan treatment) di masyarakat. Selain itu, menurutnya, PPKM sangat perlu dilakukan untuk mencegah kasus penularan Covid-19 varian BA.4 dan BA.5 saat ini.
Baca Juga: Pemrov Papua Minta Rumah Sakit Waspada Peningkatan Kasus Covid-19
Ia juga sangat menyayangkan pemerintah yang melonggarkan masalah PPKM. Padahal menurutnya, saat masih PPKM masyarakat juga tidak begitu menerapkannya.
"PPKM itu erat kaitannya sama pandemi, kalau pandeminya belum usai, kenapa PPKMnya dicabut, terlalu riskan dan berbahaya. Pada praktiknya PPKM ini banyak pelonggaran, apalagi dicabut, kan berbahaya sekali," jelas Dicky.
Untuk memutus rantai penularan sendiri, masyarakat juga harus ada kesadaran jika ia memiliki gejala terkait Covid-19.
Meskipun mungkin saja gejala yang muncul akan berbeda karena sudah ada imunitas yang terbentuk, namun Dicky menuturkan bahwa subvarian baru BA.4 dan BA.5 saat ini dinilai cukup cepat dalam proses penularan.
Masyarakat yang sudah pernah positif lalu terkena lagi justru berbahaya. Reinfeksi tersebut dapat menimbulkan gejala sisa yang masih ada di dalam tubuh.
“Dibandingkan semua yang sebelumnya, ini varian yang paling cepat penularannya, yang paling efektif dalam menghindari antibodi, sehingga ini yang paling berbahaya yang kita hadapi saat ini,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental