Suara.com - Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker menyumbang hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian.
Beberapa jenis kanker yang paling umum adalah kanker payudara, paru-paru, usus besar dan rektum, serta prostat.
Secara umum, kanker adalah penyakit di mana beberapa sel tubuh tumbuh tidak normal dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ini mendorong pertumbuhan tumor, beberapa di antaranya dapat disembuhkan, sementara yang lain mengancam jiwa.
Ada beberapa faktor risiko kanker yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Kebiasaan gaya hidup penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, diet tidak sehat, aktivitas fisik dan polusi udara merupakan faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker, sedangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras dan etnis, riwayat keluarga, dan genetika tidak dapat dimodifikasi.
Faktor lain yang dapat menentukan risiko kanker termasuk golongan darah. Penelitian awal menemukan hubungan antara golongan darah tertentu dan risiko terkena kanker pankreas.
Ada banyak golongan darah yaitu jenis darah. Namun, empat golongan darah utama termasuk A, B, AB dan O, kata National Health Services (NHS) Inggris.
"Golongan darah Anda ditentukan oleh gen yang Anda warisi dari orang tua Anda. Setiap kelompok bisa RhD positif atau RhD negatif, yang berarti total ada 8 golongan darah," tambah badan kesehatan itu.
Beberapa penelitian telah mengaitkan golongan darah tertentu dengan peningkatan risiko kanker.
Sebuah penelitian tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menunjukkan bahwa golongan darah B dikaitkan dengan penurunan risiko semua jenis kanker yang signifikan secara statistik dibandingkan dengan golongan darah A.
Baca Juga: Mengenal Imunoterapi, Harapan Baru Untuk Sembuh Bagi Pasien Kanker Paru, Payudara, dan Serviks
Studi lain menemukan bahwa golongan darah B juga dikaitkan dengan risiko kanker perut dan kandung kemih yang jauh lebih rendah.
Namun dalam salah satu studi penelitian awal, mereka yang bergolongan darah B memiliki peluang 72 persen lebih tinggi terkena kanker pankreas. Baca terus untuk mengetahui detailnya.
Temuan yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute, menyoroti bahwa orang dengan golongan darah A, B atau AB lebih mungkin untuk mengembangkan kanker pankreas daripada individu dengan tipe O.
Menurut penelitian, berbeda dengan orang dengan golongan darah O, orang dengan tipe A memiliki peluang 32 persen lebih tinggi terkena kanker pankreas, sedangkan mereka yang bertipe AB dan tipe B memiliki peluang 51 persen dan 72 persen lebih tinggi. masing-masing.
Melalui penelitian tersebut, ditemukan bahwa 17 persen kasus kanker pankreas dikaitkan dengan pewarisan golongan darah non-O.
Namun, ilmuwan mengklarifikasi bahwa temuan tersebut tidak menunjukkan hubungan langsung antara golongan darah non-O dan perkembangan kanker pankreas.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat