Suara.com - Para ahli di OrthoInfo menjelaskan bahwa setiap orang memiliki lima vertebra yang membentuk punggung bawah, yang disebut tulang belakang lumbar. Vertebra yang terdorong keluar di antara tulang belakang disebut sebagai herniated disc.
Herniated disc bisa memberi tekanan pada sumsum tulang belakang dan akar saraf di dekatnya. Selain itu, kondisi ini menyebabkan iritasi kimia dilepaskan.
Akibatnya, saraf menjadi meradang dan nyeri, mati rasa, dan kelemahan mungkin terjadi di kaki. Selain itu, nyeri punggung bagian bawah bisa disebabkan oleh herniated disc yang menonjol atau pecah di sepanjang sumsum tulang belakang.
Anda harus tahu bahwa kadar air dalam cakram berkurang dan menjadi kurang fleksibel seiring bertambahnya usia.
Kemudian, herniated disc mulai menyusut dan ruang antara tulang belakang menyempit, yang membuat area tersebut lebih rentan terhadap herniasi.
Degenerasi diskus lebih mungkin terjadi pada pria berusia antara 20 dan 50 tahun, terutama jika mereka menggunakan otot punggung daripada kaki untuk mengangkat beban berat.
"Punggung Anda lebih rentan mengalami herniasi diskus atau herniated disc bila memutar badan ketika mengangkat beban berat," kata para ahli dikutip dari Express.
Kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko herniasi diskus, selain aktivitas berulang yang membebani tulang belakang.
Contohnya termasuk pengangkatan, penarikan, pembengkokan, atau puntiran konstan yang mungkin diperlukan dalam pekerjaan yang menuntut fisik.
Baca Juga: 6 Posisi Seks yang Dapat Memperbesar Peluang Kehamilan, Mau Coba?
Selain itu, sering mengemudi juga bisa menyebabkan herniated disc karena getaran dari mesin mobil bisa memberikan tekanan tambahan pada tulang belakang.
Sementara, postur tubuh yang salah ketika bergerak atau mengangkat beban juga bisa menyebabkan kondisi yang menyakitkan. Bahkan, menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak juga merupakan faktor risiko herniated disc.
Misalnya, merokok yang bisa mengurangi suplai oksigen ke diskus dan menyebabkan degenerasi lebih cepat. Disk Hernia juga bisa menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Nyeri punggung bawah
- Nyeri tajam yang menjalar dari bokong ke bagian belakang satu kaki
- Mati rasa atau sensasi kesemutan di kaki
- Kelemahan pada tungkai atau kaki
- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus
Pada sebagian besar pasien, herniated disc perlahan-lahan akan membaik selama beberapa hari hingga berminggu-minggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 6 Shio Ini Diramal Paling Beruntung dan Makmur Pada 11 Desember 2025, Cek Kamu Salah Satunya?
- Kode Redeem FC Mobile 10 Desember 2025: Siap Klaim Nedved dan Gems Melimpah untuk Player F2P
Pilihan
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?