Suara.com - Saat naik pesawat, Anda mungkin pernah merasa sakit telinga, terutama ketika take off dan landing. Kondisi itu terjadi akibat perbedaan tekanan udara di daratan dan di dalam pesawat.
"Kondisi fisiologis orang pada umumnya tidak akan sama seperti orang yang ada di darat. Karena manusia itu diciptakan sebagai makhluk di darat bukan di udara," kata Dokter spesialis penerbangan Dr. M.D Daniel Hadimoto, Sp.KP., dalam webinar RS Medistra, Kamis (7/7/2022).
Untuk mengurangi rasa sakit di telinga, dokter Daniel menyarankan lakukan aktivitas mengunyah dan menelan. Tujuannya, untuk menyeimbangkan agar rasio tekanan udara yang masuk lewat lubang telinga.
Ia menjelaskan bahwa efek dari perbedaan tekanan udara di dalam kabin itu akan membuat rongga-rongga pada organ tubuh menjadi mengerut kemudian kembali mengembang.
"Itu flashing jadi bisa terjadi evolve. Itu yang bikin enggak nyaman rasanya, bisa jadi sakit telinga karena udara di dalamnya itu ditekan," jelasnya.
"Kalau dulu sebelum pandemi, salah satu maskapai ada yang kalau sebelum penerbangan membagikan permen. Itu sebetulnya bukan trik marketing, tapi ada satu manuver di dalam fisiologis kita dengan menelan, mengunyah akan bantu mengeluarkan trauma dalam telinga ketika perbedaan tekanan itu terjadi," imbuh dokter Daniel.
Beberapa orang mungkin ada juga yang menggunakan penutup telinga seperti earphone. Menurutnya, benda tersebut tidak terlalu banyak bisa membantu keluarkan tekanan udara di dalam telinga.
Trik mengunyah dan menelan juga bisa dilakukan saat melakukan perjalanan panjang di dalam pesawat lebih dari 6 jam. Ia menjelaskan bahwa semakin lama perjalanan udara, maka akan terjadi perubahan di dalam tubuh jadi seperti tertekan.
Dokter Daniel mengatakan, risiko gumpalan darah yang disebut deep vein thrombosis (DVT) akan meningkat.
Baca Juga: Petinggi PDI Perjuangan Diberi Sanksi Tidak Boleh Naik Pesawat Seumur Hidup oleh Grup Lion Air
"Bayangkan lagi kalau botol plastik taruh di dalam pesawat, perhatikan pasti setelah berapa lama akan menciut. Hal terjadi juga pada tubuh kita akan dipres atau ditekan karena tekanan di dalam pesawat. Walaupun sudah dibuat sedemikian rupa supaya mirip seperti atmosfer di bawah, tapi tidak akan menghalangi netralnya kalau ternyata tekanan di atas pasti akan lebih tinggi daripada di bawah," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas