Suara.com - Banyak orang beranggapan konsumsi makanan seimbang bisa memberikan energi yang tahap lama untuk aktivitas sepanjang hari. Tapi, banyak makanan yang dikonsumsi ketika sarapan belum tentu bergizi dan bisa menyebabkan masalah pencernaan.
Hollie Waters, ahli diet di Australia mengatakan kebanyakan makanan yang disajikan ketika sarapan kekurangan nutrisi penting, yang bisa membuat Anda merasa lapar sebelum waktu makan berikutnya.
"Kebanyakan menu sarapan justru inggi gula tambahan, lemak, dan natrium yang membuat Anda merasa lesu dan tidak nyaman ketika kenyang. Makanan ini meningkatkan risiko beberapa penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker dalam jangka panjang," kata Hollie dikutip dari News Week.
Menurut Jerlyn Jones, ahli gizi yang terdaftar di Amerika Serikat, makanan terburuk yang dikonsumsi untuk sarapan adalah makanan rendah serat, tinggi gula tambahan dan lemak jenuh.
Makanan ini termasuk sereal, yogurt rasa, dan muesli bar yang tinggi gula tambahan dan produk olahan tepung, seperti roti putih, panekuk dan biskuit.
Sereal manis, donat, kue-kue sarapan, dan minuman kopi manis sarat dengan gula. Gula tabahan inilah yang bisa diubah menjadi kalori jauh lebih cepat. Sehingga, makanan dan minuman ini bisa menyebabkan efek kesehatan yang negatif.
Setelah konsumsi makanan ini, tubuh dengan cepat mencerna karbohidrat yang dikandungnya sehingga menyebabkan fluktuasi yang signifikan dalam kadar glukosa darah dan insulin.
Akibatnya, sarapan yang Anda konsumsi bisa menyebabkan lesu, tidak kenyang dan memicu makan berlebihan di kemudian hari.
"Peningkatan energi instan yang diberikan oleh makanan dan minuman manis dapat membantu orang yang sangat sibuk di pagi hari atau setelah larut malam," katanya.
Baca Juga: Benarkah Minum Teh Hijau Bantu Ringankan Gejala Virus Corona Covid-19? Ini Temuan Peneliti
Tapi, penurunan tajam gula darah yang mengikuti peningkatan energi itu akan membuat sumber energi Anda cepat habis untuk menjalani hari.
"Makanan ini juga biasanya rendah protein dan serat, yang memperlambat dan membuat Anda merasa kenyang lebih lama. Kelebihan konsumsi gula tambahan juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan kanker," jelasnya.
Selain itu, produk tepung olahan telah kehilangan serat makanan alaminya yang penting untuk mikrobioma usus sehat. Pemrosesan menghilangkan vitamin dan mineral penting yang ada dalam bentuk biji-bijian utuh.
Makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans, seperti muffin, kue kering, kentang goreng, gorengan, daging merah, susu, dan mentega atau margarin juga bukan pilihan sarapan yang paling sehat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda