Suara.com - Pasca perayaan Idul Adha, umat Muslim kebanyakan akan menyajikan hidangan daging kambing dari hasil kurban. Walaupun terkenal lezat, tetapi olahan daging kambing juga kerap dihindari oleh banyak orang terutama yang mengidap hipertensi atau darah tinggi juga kolesterol.
Daging kambing punya reputasi buruk sebagai sumber lemak dan kolesterol yang berbahaya bagi tubuh. Banyak orang juga berpikiran bahwa daging tersebut bisa memicu tekanan darah jadi naik.
Padahal dampak konsumsi daging kambing terhadap naiknya tekanan darah dan kolesterol tidak pernah terbukti secara ilmiah. Bahkan daging kambing termasuk yang dianggap paling sehat di antara daging merah lainnya.
Data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat disebutkan bahwa 100 gram daging kambing mengandung kalori paling sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, babi, dan domba.
Kandungan lemak dan kolesterol pada daging kambing juga paling rendah, tetapi kandungan protein setara dengan daging merah lain. Kandungan lemak jenuhnya juga lebih rendah dari ayam.
Dikutip dari situs eenterian Kesehatan RI, daging kambing bukan pemicu hipertensi. Hal itu dibuktikan dari laporan ilmiah Sunagawa dkk. pada tahun 2014 yang diterbitkan di Asian-Australasian Journal of Animal Sciences.
Dalam penelitian itu, para ilmuwan memberi makan mencit berusia 15 minggu dengan pakan yang mengandung 20 persen daging kambing dan 0,3 persen garam, kemudian mengukur tekanan darahnya secara rutin.
Selama masa eksperimen 14 minggu, tensi darah kelompok mencit yang diberi makan daging kambing hampir sama dengan kelompok kontrol, yang diberi pakan dengan kandungan 20 persen daging ayam dan 0,3 persen garam.
Menurut dokter spesialis gizi Samuel Oetoro, rumor makan daging kambing bisa memicu hipertensi bermula dari sensasi hangat yang dirasakan setelah memakan hidangan tersebut.
Baca Juga: Alami Rasa Sakit pada Kaki saat Berjalan? Awas Tanda Kolesterol Tinggi!
"Sehingga timbul rumor, hangat itu dipikir tensinya naik, gairahnya meningkat, sebenarnya enggak," kata dokter Samuel.
Ia menjelaskan bahwa sensasi panas tersebut karena daging kambing memiliki efek suhu atau thermogenic effect yang tinggi dibandingkan daging merah lain.
Secara alami, tubuh membakar kalori untuk mencerna makanan. Hal itu yang dikenal sebagai efek suhu pada makanan untuk menjelaskan energi yang dikeluarkan tubuh untuk mengonsumsi dan memproses makanan.
"Daging kambing itu dicernanya lebih membutuhkan energi," imbuhnya.
Namun demikian, Samuel tetap menyarankan untuk berhati-hati dalam menyantap hidangan daging kambing. Karena, bagaimana pun masih ada 'ancaman tersembunyi' yang dapat memicu hipertensi akibat hidangan daging kambing.
Tetapi, ia menegaskan bahwa penyebab naiknya tekanan darah bukan karena daging kambing melainkan jumlah garam yang terkandung dalam hidangan.
Berita Terkait
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Jangan Takut MCU! Ini 9 Hal Penting yang Diperiksa dan Artinya
-
Jangan Diremehin! Ini 5 'Rahasia Sakti' Tahu yang Bikin Badan Lebih Sehat
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Tes Kesehatan di Rumah Makin Gampang: Nggak Perlu Kode-Kodean Lagi!
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia