Suara.com - Belum lama ini artis Lucinta Luna kembali menjadi perhatian warganet. Setelah buat heboh dengan rangkaian operasi potong leher, tulang ekor, serta gergaji rahang, ia mengaku akan lakukan ganti kulit.
Sebelumnya, warganet juga kaget dengan beredar foto dirinya setelah menjalani operasi. Meskipun demikian, Lucinta Luna juga tetap aktif di media sosial. Ia juga membuka fitur tanya jawab sehingga pengikutnya dapat bertanya mengenai kabarnya.
Pada salah satu pertanyaan, warganet bertanya apakah operasi gergaji rahang adalah yang terakhir. Namun, Lucinta Luna justru mengatakan, ia akan menjalani operasi berikutnya sekaligus terakhir yaitu ganti kulit.
"Belum nak, ini baru kedua, nanti step ketiga, terakhir operasi ganti kulit," jawab Lucinta Luna dikutip dari unggahannya pada Selasa (12/7/2022).
Dalam dunia medis sendiri, operasi ini lebih dikenal dengan nama cangkok kulit (skin grafts). Operasi ini akan dimaksudnya untuk menutup bagian tubuh yang rusak dengan kulit yang terletak di area lainnya.
Melansir laman Clevelandclinic, operasi cangkok kulit sendiri dimaksudkan untuk mempercantik bagian kulit yang rusak akibat berbagai hal seperti luka bakar, infeksi, pembedahan akibat kanker kulit, ulkus, dan lain-lain.
Operasi cangkok kulit sendiri memliki jenis yang berbeda-beda. Berikut beberapa jenis operasi cangkok kulit.
Split-thickness skin graft (STSG)
Opeasi jenis ini dilakukan dengan menghilangkan lapisan atas kulit (epidermis) dan lapisan kedua (dermis). Biasanya bagian yang diambil yaitu pada paha bawah, perut, atau punggung. Jenis operasi yang satu ini biasanya untuk menutupi luka yang tidak terlalu lebar. Selain itu, operasi ini juga bisa sembuh sendiri dengan memakan waktu 1-2 minggu.
Baca Juga: Video Pascaoperasi Lucinta Luna Tuai Perhatian, Warganet Kasihan Lihat Kondisinya
Full-thickness skin graft (FTSG):
Berbeda dengan STFG yang mengambil sedikit bagian kulit. Untuk jenis FTSG sendiri kulit yang diambil lebih tebal. Biasanya, bagian yang diambil yaitu kulit sehat pada area selangkangan, lengan atau tulang selangka, untuk menutupi luka yang ada. Waktu penyembuhan untuk jenis ini juga lebih lama dibandingkan STSG.
Cangkok komposit (Composite graft)
Operasi cangkok kulit jenis ini dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada area hidung, ujung jari, atau telinga. Biasanya, jenis ini mengkhususkan bagian tulang rawan atau jaringan lainnya.
Meskipun kebanyakan yang dilakukan berhasil, pada beberapa kasus operasi ini juga bisa gagal dan menyebabkan berbagai risiko kepada pasien. Berbagai risiko yang ditimbulkan dari operasi cangkok kulit ini sendiri di antaranya.
- Keluarnya darah atau nanah terkumpul di bawah kulit yang ditransplantasikan.
- Adanya infeksi.
- Cedera atau kerusakan bagian operasi cangkok (seperti terlalu banyak memindahkan kulit yang baru ditransplantasikan saat penyembuhan).
- Masalah sirkulasi darah yang menyebabkan luka terlalu lambat sembuh (ini lebih sering terjadi pada orang yang merokok).
Operasi ini juga bisa menyebabkan gangguan kompilkasi lainnya seperti
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia