Suara.com - Ada berbagai tipe penyakit jantung, salah satunya gangguan irama atau aritmia atrial fibrillasi yang bisa menyebabkan tiba-tiba berdebar tanpa alasan yang jelas. Apabila kondisi tersebut terjadi setiap hari, walaupun hanya beberapa menit, sebaiknya jangan dianggap sepele.
Dokter spesialis jantung DR. Dr. M. Yamin, Sp.JP(K)., menjelaskan aritmia ditandai dengan denyut jantung terlalu cepat atau terlalu lambat dalam hitungan per menit. Selain itu, juga menimbulkan sesak nafas dan mudah lelah.
"Untuk orang yang kira-kira mengalami gejala itu bisa melakukan tindakan awal yang kita sebut dengan "Menari" atau meraba nadi sendiri. Atau individu juga bisa konsultasi dengan dokter untuk dilakukan pemastian," ujarnya.
Gangguan irama tersebut biasanya hilang timbul. Pada aritmia derajat awal, gangguan tersebut biasanya terjadi kurang dari 30 menit dalam sehari. Meski begitu, tetap saja tidak bisa dibiarkan terus menerus.
"Aritmia tidak biaa selalu dibiarkan terus menerus. Karena risiko terjelek dari afrial fibrillasi itu adalah stroke 5 kali lebih tinggi daripada orang dengan detak normal. Kemudian juga menyebabkan terjadi gagal jantung karena pompa yang tidak teratur antara kiri atas dan bawah, jantung bisa mengalami kelemahan. Ketiga, kualitas hidup jadi menurun, berdebar, cepat capek, dan itu diakhiri kematian," jelas dokter Yamin.
Untuk memastikan apakah gejala yang dialami aritmia atau bukan, bisa dilakukan pemantauan irama jantung lebih panjang yang dilakukan 1-2 hari bahkan berminggu-minggu. Tindakan itu dilakukan oleh dokter untuk mengecek detak jantung secara waktu pasti.
"Yang mempermudah seseorang mengalami aritmia pertama, kalau usianya di atas 65 tahun, ada hipertensi, diabetes, hidupnya nggak sehat, gemuk, kurang olahraga, merokok, itu yang umum. Tapi ada juga atrial fibrilasi karena faktor kelainan klep jantung atau di luar jantung dengan kelainan hormon tiroid," paparnya.
Terapi pengobatan aritmia bisa dilakukan dengan obat-obatan untuk mengembalikan irama jantung kembali normal. Tetapi, apabila dengan obat-obatan kurang efektif bisandilakukan tindakan pembedahan dengan ablasi kateter maupun Cryo Ablation.
Dokter Yamin menyampaikan bahwa pengobatan itu disesuaikan dengan derajat keparahan dari penyakit. Itu sebabnya perlu berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: 6 Manfaat Mengonsumsi Kacang Edamame untuk Kesehatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda