Suara.com - Ruben Onsu baru saja menceritakan tentang penyakit lesi otak yang dideritanya. Penyakit itu membuat Ruben tak bisa berada di dalam ruangan bersuhu dingin untuk waktu yang lama.
Dijelaskan Ruben sendiri, kondisinya akan semakin menurun apabila suhu di studio terlalu dingin. Kondisi tersebut juga membuat Ruben membutuhkan lebih banyak darah sehingga harus menerima donor. Lantas apa itu penyakit Lesi Otak yang dialami Ruben Onsu? Simak penjelasannya berikut ini.
Mengenal Penyakit Lesi Otak
Lesi otak merupakan kelainan yang terlihat pada tes pencitraan otak seperti MRI atau computerized tomography (CT). Pada pemindahan CT atau MRI, lesi otak muncul sebagai bintik gelap atau terang yang tidak terlihat seperti jaringan otak normal.
Penyakit lesi otak pada umumnya merupakan temuan insidental, artinya tidak terkait dengan gejala yang mengarah pada tes pencitraan. Lesi otak kemungkinan melibatkan area kecil hingga besar di otak dan tingkat keparahan kondisi yang mendasarinya dari yang relatif kecil hingga mengancam jiwa.
Gejala Penyakit Lesi Otak
Gejala penyakit otak bervariasi tergantung jenis, lokasi dan ukuran lesi. Beberapa gejala umum dari lesi otak meliputi:
- Leher kaku
- Sakit kepala
- Mual, muntah, dan nafsu makan berkurang
- Sakit mata atau penglihatan berkurang
- Perubahan suasana hati, kepribadian, perilaku, konsentrasi, dan kemampuan mental
- Kebingungan
- Kejang
- Demam
- Kesulitan untuk bergerak
Penyebab Lesi Otak
Sementara itu lesi otak dapat disebabkan oleh cedera, infeksi, paparan bahan kimia tertentu, masalah dengan sistem kekebalan tubuh serta lainnya. Namun demikian, biasanya penyebab lesi otak tidak diketahui. Lesi otak dapat disebabkan oleh banyak pemicu berbeda misalnya:
Baca Juga: Diderita Ruben Onsu, Kenali Gejala Empty Sella Syndrome yang Salah Satunya Impotensi
- Penuaan
- Riwayat keluarga dengan lesi otak
- Kondisi pembuluh darah seperti stroke, tekanan darah tinggi, dan aneurisma arteri serebral
- Trauma pada otak yang dapat menyebabkan pendarahan internal- Infeksi, kuman atau bakteri berbahaya di otak
- Tumor yang dimulai di otak atau menyebar melalui pembuluh darah atau limfatik
- Penyakit autoimun, seperti lupus dan multiple sclerosis. Penyebab ini terjadi ketika antibodi tubuh mulai menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti jaringan pada otak
- Plak atau kelebihan protein abnormal yang menumpuk di jaringan otak atau di pembuluh darah memperlambat suplai darah ke otak, seperti yang terlihat pada arteri yang tersumbat
- Paparan radiasi atau bahan kimia tertentu yang bisa meningkatkan kemungkinan tumor dan lesi di otak
- Racun, seperti alkohol atau asap rokok dalam jumlah berlebihan
- Pola makan yang buruk
Pengobatan Lesi Otak
Pengobatan dilakukan untuk memberikan penyembuhan, meredakan gejala atau meningkatkan kualitas atau panjang hidup. Untuk mengobati lesi otak dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
Jika lesi tidak menimbulkan masalah dan tidak berkembang, kalian mungkin hanya perlu pemeriksaan berkala.
- Operasi pengangkatan lesi, jika memungkinkan dilakukan teknik bedah baru untuk menghilangkan bahkan lesi yang sulit dijangkau.
- Kemoterapi dan terapi radiasi untuk lesi yang bersifat kanker
- Antibiotik atau obat antimikroba lainnya
- Obat untuk menenangkan sistem kekebalan tubuh, atau sebaliknya mengubah respons sistem kekebalan tubuh
- Obat atau terapi lain untuk meredakan gejala yang berhubungan dengan lesi otak
Kontributor : Trias Rohmadoni
Berita Terkait
-
Diderita Ruben Onsu, Kenali Gejala Empty Sella Syndrome yang Salah Satunya Impotensi
-
Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diidap Ruben Onsu Hingga Dilarikan ke ICU
-
5 Fakta Ruben Onsu Diruwat, Temukan 6 Mahluk Halus dalam Tubuhnya!
-
Bila Meninggal, Ruben Onsu Pastikan Betrand Peto Tak Hidup Terlantar
-
Singgung Kematian, Ruben Onsu Ungkap Tabungan Betrand Peto
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan