Suara.com - Bocah berinisial F yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia karena depresi. Diduga bocah itu mengalami perundungan dari teman-temannya dengan cara dipaksa menyetubuhi kucing.
F menuruti perkataan mereka karena diduga sudah sering di-bully. Parahnya, adegan itu direkam di ponsel teman-temannya lalu disebarkan hingga jadi viral.
Aksi bullying memang bisa menimbulkan berbagai efek negatif bagi para korban bahkan sampai merenggut nyawa seperti yang terjadi pada bocah SD di Tasikmalaya tersebut. Mental korban pun otomatis juga terganggu akibat bullying.
Yuk simak dampak bullying bagi kesehatan mental berikut ini.
Dampak Bullying Bagi Korban
Perilaku bullying dapat menimbulkan berbagai efek negatif seperti halnya:
- Gangguan mental mulai dari sensitif, rasa marah yang meluap-luap, depresi, rendah diri, cemas, kualitas tidur menurun, keinginan menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri.
- Menggunakan obat-obatan terlarang
- Tidak semangat berangkat ke sekolah
- Prestasi belajar menurun
- Menarik diri dari lingkungan sosial sehingga tak bisa berinteraksi dengan orang lain
- Menjadi perundung juga atau melakukan balas dendam
Korban bullying juga kerap merasa tidak aman, terutama saat berada di lingkungan yang memungkinkan terjadinya perundungan. Dampak tersebut pun kemungkinan besar akan terbawa sampai dewasa.
Bukan hanya kesehatan psikologis, efek negatif bullying juga dapat terlihat dari keluhan fisik seperti sakit kepala, sakit perut, otot jadi tegang, jantung berdetak kencang hingga nyeri kronis.
Perubahan Perilaku Sebagai Tanda-Tanda Anak Dibully
Baca Juga: Kasus Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dibully, Ini Gejala Depresi pada Anak
Pada umumnya anak-anak yang dibully akan berbohong dan menyembunyikan fakta soal perundungan yang dialami. Oleh karenanya sebagai orangtua, harusnya bisa jeli mengamati perubahan tingkah laku anak seperti:
- Nafsu makan berkurang
- Tiba-tiba tidak punya teman atau menghindari interaksi sosial
- Barang-barang miliknya sering hilang atau hancur
- Susah tidur
- Kabur dari rumah
- Terlihat stres saat pulang sekolah atau usai mengecek ponselnya
- Muncul luka di tubuhnya
Dampak Kasus Bullying Bagi Pelaku
Bukan hanya korban, aksi bullying juga berdampak buruk terhadap si perundung. Pelaku bullying di usia remaja berisiko mengalami masalah psikologis jangka panjang. Bahkan gangguan tersebut bisa terbawa hingga dewasa jika tidak ditangani dengan tepat.
Perundung dapat tumbuh menjadi sosok yang tidak bahagia. Mereka juga tak bisa mengendalikan emosinya sehingga akan kesulitan untuk membangun hubungan sosial.
Sama seperti korban kasus bullying, pelaku juga berisiko memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri, bunuh diri, depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian antisosial.
Seperti diketahui, bullying merupakan tindakan yang sangat merugikan bukan hanya bagi korban tapi juga pelakunya.
Jika korban lebih banyak mengalami efek terhadap kesehatan psikologis, dampak bullying bagi perundung tergolong ke dalam perilaku kriminal. Selain itu pelaku pun bisa tumbuh menjadi pribadi yang agresif, tempramen dan bersikap kasar.
Kontributor : Trias Rohmadoni
Tag
Berita Terkait
-
Kasus Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dibully, Ini Gejala Depresi pada Anak
-
Belajar dari Kasus Bullying Siswa SD di Tasikmalaya, Psikolog Ingatkan Pentingnya Peka Terhadap Tanda Depresi Anak
-
Terduga Pelaku Perundungan Anak di Tasikmalaya Juga Wajib Diberi Pendampingan Agar Tidak Depresi
-
Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua bila Mengetahui Anak Terkena Perundungan?
-
Desak Polisi Serius Usut Kasus Bocah SD Meninggal Usai Dipaksa Sebutuhi Kucing, KPAI: Bukan Perundungan Biasa
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!