Suara.com - Seorang pria dirawat di rumah sakit karena terinfeksi virus mematikan. Virus mematikan ini diketahui telah membunuh 30 persen orang yang terinfeksi dengan gejala mata berdarah.
Pria dari Spanyol itu terinfeksi virus mematikan yang dikenal sebagai demam berdarah Krimea-Kongo (CCHF) setelah digigit kutu.
Kemudian, ia menjalani rawat inap di rumah sakit di Leon, sebelum dipindahkan ke rumah sakit lain oleh Kementerian Pertahanan
Pihak berwenang Spanyol mengatakan bahwa pria itu tetap dalam kondisi yang stabil, terlepas dari keparahan gejalanya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kematian untuk CCHF sebesar 30 persen. Gejalanya meliputi demam, nyeri, pusing, perubahan suasana hati, kebingungan dan pendarahan, terutama di mata dan kulit.
Tanda infeksi sering muncul mendadak dan banyak dari mereka yang terinfeksi meninggal dunia, karena virus ini menyerang seluruh tubuhnya dalam waktu 2 minggu.
Virus mematikan ini pertama kali ditemukan di Krimea tahun 1944 dan menjadi virus endemik di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Balkan.
Pada Maret 2022, seorang wanita Inggris didiagnosis menderita CCHF, yang merupakan kasus keempat di Inggri sejak 2012.
Pada saat itu, Dr Susan Hopkins, kepala penasihat medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan bahwa virus itu tidak mudah menyebar di antara orang-orang dan risiko penularannya secara keseluruhan pun rendah.
Baca Juga: Cacar Monyet Darurat Global, Bagaimana Cara Penularan dan Menyembuhkannya?
Virus ini biasanya dibawa oleh kutu dan ternak yang ditularkan ke manusia melalui gigitan. Virus ini bisa ditularkan di antara orang-orang melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter