Suara.com - YouTuber Ria Ricis terpaksa harus melahirkan anak pertamanya dengan metode operasi sesar karena adanya masalah air ketuban yang terlalu sedikit.
Air ketuban sendiri merupakan cairan berwarna kekuningan yang mengelilingi bayi dalam rahim. Cairan ketuban biasanya muncul pada 12 hari setelah pembuahan.
Dikutip dari laman Hello Sehat, berikut beragam masalah yang kerap dialami ibu hamil terkait air ketuban!
1. Oligohidramnion atau Air Ketuban Terlalu Sedikit
Air ketuban penting untuk perkembangan organ janin, terutama paru-paru. Bila air ketuban terlalu sedikit dalam waktu lama, dapat, hal itu dapat menyebabkan masalah perkembangan janin.
Volume air ketuban yang sedikit juga membuat ibu hamil berisiko mengalami komplikasi saat persalinan, seperti penekanan pada tali pusar dan aspirasi mekonium.
Volume air ketuban yang rendah ini dapat membatasi pergerakan bayi. Bayi juga bisa tertekan karena ruang yang sempit. Ini bisa berujung pada terbentuknya kelainan pada janin.
2. Polihidramnion, Cairan Ketuban Terlalu Banyak
Ibu hamil yang mengalami masalah air ketuban terlalu banyak akan diawasi lebih ketat mengingat risiko kelahiran prematur atau ketuban pecah dini (KPD) lebih tinggi.
Ketika menjalani persalinan, dokter juga akan lebih hati-hati. Pada saat persalinan, ibu hamil memiliki kemungkinan untuk mengalami prolaps tali pusar (tali pusar terlepas saat melalui pembukaan leher rahim).
Kedua kondisi ini mengharuskan ibu hamil untuk melahirkan dengan operasi sesar. Tidak hanya itu, ibu juga berisiko untuk mengalami perdarahan pascapersalinan.
Baca Juga: Anak Ria Ricis dan Teuku Ryan Lahir di Selasa Pon, Ini Sifat dan Karakternya Menurut Weton Jawa
3. Korioamnionitis, Infeksi Bakteri pada Air Ketuban
Mengutip dari Stanford Children Health, korioamnionitis adalah infeksi pada plasenta dan air ketuban, dan menjadi penyebab kelahiran prematur paling umum.
Korioamnionitis paling sering disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di vagina, anus, dan dubur. Bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi ini adalah bakteri E. coli, kelompok bakteri streptokokus B, dan bakteri anaerob.
Ini lebih sering terjadi ketika kantung ketuban pecah dini dan memungkinkan bakteri yang ada di vagina naik ke rahim.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?