Suara.com - Pengabdi Setan 2 tengah tayang di bioskop hari ini. Film horor garapan sutradara Joko Anwar digemari masyarakat Indonesia, karena cerita dan ketegangan yang mencekam selama film berlangsung.
Namun di tengah kesuksesan ini, terdapat kritik dari netizen yang menyebut Pengabdi Setan 2 seharusnya memiliki peringatan flash warning. Sebab kilatan cahaya dalam adegan tersebut bisa berbahaya bagi pengidap epilepsi photosensitive.
Kritik ini ditanggapi dengan baik oleh Joko Anwar, yang menyebut akan menambahkan peringatan tentang flash warning sebelum film diputar.
Lalu apa itu epilepsi photosensitive dan hubungannya dengan flash warning? Mengutip laman Epilepsy.com, cahaya tertentu memang bisa menyebabkan kekambuhan bagi pengidap epilepsi. Dalam artian, pengidap epilepsi bisa mengalami kejang-kejang ketika terpapar cahaya kelap-kelip.
"Sekitar 3 persen pengidap epilepsi dapat mengalami kekambuhan karena cahaya tertentu. Inilah yang dinamakan sebagai epilepsi photosensitive," tulisnya.
Jenis epilepsi ini umum ditemukan pada anak-anak dan remaja, namun risikonya berkurang seiring bertambahnya usia.
Sayangnya perhatian tentang epilepsi dan kilatan cahaya ini belum banyak diketahui orang. Bahkan tidak sedikit pengidap epilepsi yang sebelumnya tidak mengatahui risiko masalah ini, sampai mereka sendiri mengalaminya.
Sementara itu mengutip laman Alodokter, epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.
Gejala dan Penyebab Epilepsi
Baca Juga: Profil Ayu Laksmi Pemeran Ibu di Pengabdi Setan 2, Pernah Jadi Lady Rocker!
Kejang merupakan gejala utama epilepsi. Kejang pada penderita epilepsi terbagi menjadi dua tipe, yaitu kejang total dan kejang parsial. Oleh karena itu, gejala yang menyertai kejang dapat bervariasi sesuai tipenya.
Penyebab epilepsi belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga dapat memengaruhi pola aktivitas listrik otak, yaitu cedera kepala, meningitis, dan cerebral palsy.
Pengobatan dan Pencegahan Epilepsi
Epilepsi tidak dapat disembuhkan. Namun, ada obat-obatan yang dapat dikonsumsi untuk mengurangi frekuensi kejang. Jika pemberian obat-obatan tidak cukup efektif, dokter dapat merekomendasikan operasi.
Penderita gangguan kesehatan tertentu dapat menurunkan risiko terkena epilepsi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan tidak merokok. Sedangkan pada ibu hamil, risiko terjadinya epilepsi pada bayi dapat dikurangi dengan rutin memeriksakan kandungan.
Berita Terkait
-
Rio Dewanto Ungkit Trauma, Faradina Mufti Dicap Istri Durhaka Gara-Gara Legenda Kelam Malin Kundang
-
Joko Anwar Bahas Trik Produser Film Lempar Naskah ke X, Strategi Cerdas atau Sekadar Teori?
-
Kenapa Film Indonesia Belum Bisa Mendunia Seperti Korea? Joko Anwar Punya Jawabannya
-
Joko Anwar: Label 'Kisah Nyata' Tak Jamin Film Laku Keras di Pasaran
-
Joko Anwar Jadi Tamu Spesial di Festival Sinema Prancis 2025
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG