Suara.com - Banyak pakar kesehatan memperingatkan dampak buruk dari cotton bud untuk membersihkan telinga. Tapi, dokter Tirta Mandira Hudhi mengatakan cotton bud bisa tetap bermanfaat jika digunakan dengan benar.
Penggunaan cotton bud yang benar, menurut dr. Tirta, tidak perlu dimasukkan hingga bagian dalam telinga, tapi cukup di bagian luar saja, untuk membersihkan berbagai lekukan di daun telinga.
"Cotton bud itu akan efektif kalau hanya dibuat membersihkan telinga bagian luar, yaitu bagian daun telinga, tapi tidak masuk ke lubang telinga," ujar dr. Tirta melalui konten di Instagramnya, dikutip suara.com, Jumat (12/8/2022).
Sedangkan jika cotton bud masuk ke dalam rongga telinga, maka hanya menyebabkan kotoran semakin masuk ke dalam mendekati gendang telinga, dan bisa menyebabkan kehilangan pendengaran.
"Yang terjadi adalah kotoran tersebut kumpul di gendang telinga, membuat penyumbatan di telinga, dan akhirnya kotoran tersebut jadi keras yang mengakibatkan kalian bisa kehilangan pendengaran karena sumbatan," jelas dr. Tirta.
Dokter yang juga influencer itu mengungkap adanya korek kuping besi atau plastik yang bentuknya seperti sendok, yang tidak kalah bahayanya, karena bisa menyebabkan luka di bagian dalam rongga telinga.
"Kayak sendok gitu, itu risikonya adalah bisa menyebabkan perlukaan pada rongga telinga, radang atau bahkan bisa berdarah atau bahkan nusuk si gendang telinga terlalu dalam," terang dokter Tirta.
Sementara itu, kotoran telinga sendiri punya manfaat untuk mencegah benda asing, termasuk serangga, bisa masuk ke dalam telinga. Sehingga kandungan kotoran telinga yang kental dan lengket cenderung bisa membuat serangga tersebut mati, dan tidak masuk semakin dalam ke lubang telinga.
Dan sebenarnya, kotoran telinga juga umumnya bisa keluar dengan sendirinya, berkat aktivitas mengunyah atau pergerakan rahang, yang semakin memudahkan untuk dibersihkan di bagian luar telinga.
Baca Juga: Disebut Sombong Netizen, Tasyi Athasyia Ungkap Uang Rp 1 M Hanya Cukup Untuk Beli Cotton Bud
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat