Suara.com - Pasangan Ria Ricis dan Teuku Ryan kini tengah menikmati perannya menjadi orangtua baru dari putri pertama mereka yang dinamakan Cut Raifa Aramoana. Meski merasa bahagia, ternyata ibu baru tersebut sempat mengalami baby blues.
Hal itu terungkap saat YouTuber yang akrab disapa Ricis tersebut menjawab pertanyaan warganet lewat QnA di Instagram Stories baru-baru ini.
"Ada (baby blues). Salah satunya karena mayoritas bilang Moana kecil,” kata Ria Ricis dikutip dari postingannya.
Akibatnya, adik dari aktris dan ustadzah Oki Setiana Dewi terobsesi untuk memberi bayi yang disapa Moana itu banyak ASI. Tanpa ia sadari, hal ini justru membuat sang anak gumoh karena kekenyangan.
"Dan kesalahan terbesar, aku pernah susui Moana sampai gumoh dan aku bilang, kenapa dikeluarin lagi, kapan gedenya (sambil menangis)," sambungnya.
Masih karena tubuh bayinya yang kecil, Ricis bahkan mengatakan jika ada warganet yang nenudingnya tega melakukan diet saat mengandung Baby Moana sehingga anaknya tidak gembul. Mengenai hal itu, ia langsung membantahnya.
"Diet terakhir aku sebelum menikah bahkan sebelum ketemu sama suami dulu. Selebihnya makan makanan sehat. Ingat ya, makan makanan sehat sama diet itu beda," lanjutnya.
Tentu saja seperti ibu hamil pada umumnya, nafsu makannya selama mengandung sang bayi justru sangat meningkat. Bahkan ia sering menambah porsi makannya.
"Sejak hamil, porsi makan meningkat. Makin berlebih. Jadi enggak ada kaitan sama diet ya moms (bobot Moana)," ucap Ria Ricis.
Baca Juga: Ria Ricis Alami Baby Blues Karena Komentar Nyinyir Netizen
Seperti diketahui, berat badan Moana saat lahir ke dunia terbilang sangat kecil yaitu 2,5 kilogram. Meski sempat baby blues, kini Ria Ricis sadar faktor keturunan juga bisa menjadi alasan baby Moana bertubuh kecil.
Baby blues sendiri merupakan kondisi yang umum dialami oleh ibu yang baru saja melahirkan. Dilansir Healthline, sekitar 80 persen ibu pascamelahirkan mengalami baby blues, yang mengacu pada periode singkat setelah melahirkan yang dipenuhi dengan kesedihan, kecemasan, stres, dan perubahan suasana hati.
Meskipun dokter tidak dapat menentukan dengan tepat apa yang menyebabkannya, hal ini diyakini karena fluktuasi hormonal yang ekstrim yang dirasakan seorang ibu baru.
Saat dalam masa pemulihan, ibu baru juga harus beradaptasi merawat bayi, menyusutkan rahim kembali ke ukuran normal dan meningkatkan laktasi. Perubahan hormonal inilah yang dapat memengaruhi kondisi pikiran ibu pascamelahirkan.
Terlebih, masa pascapersalinan adalah masa di mana orang tua tidak tidur secara teratur. Mereka juga masih harus mengatasi semua perubahan besar dalam rutinitas dan gaya hidup yang saat bayi baru lahir. Semua faktor ini bergabung untuk membuka jalan bagi baby blues.
Lantas apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi baby blues? Sebenarnya, kita tidak perlu melakukan apa pun untuk mengatasi baby blues, karena saat sudah menyesuaikan diri dengan peran baru dan rutinitas dengan bayi, kita akan mulai pulih pada diri kita sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!