Suara.com - Dokter menemukan sebuah kasus penularan cacar monyet yang langka terjadi. Insiden ini terjadi pada seorang pria yang tertular virus monkeypox setelah menghadiri acara besar di luar ruangan.
Pria ini mengaku sudah berbulan-bulan belakangan belum pernah berhubungan seks dengan siapa pun.
Pria yang tidak disebutkan namanya dan berusia 20-an asal AS ini mengalami ruam selama dua minggu setelah acara di Inggris tersebut.
Menurut laporan dokter di jurnal Emerging Infectious Disease, ruam pada pria ini muncul di telapak tangan kiri, buku jari di kedua tangan, bibir, dan dada.
Setelah menjalani tes swab PCR, hasilnya menunjukkan ia positif terinfeksi monkeypox. Sang pria tidak mengalami gejala khas cacar monyet lainnya, seperti demam, pembengkakan kelenjar getah being, kelelahan.
Menyadur Insider, gejala tambahan pada wabah cacar monyet saat ini adalah adanya lesi di alat kelamin dan anus.
Sebagian besar penularan cacar monyet saat ini melalui hubungan seksual
Kasus ini disebut langka karena sebagian besar dari 39.434 kasus cacar monyet di negara non-endemik saat ini, terjadi pada mereka yang telah melakukan aktivitas seksual dengan orang yang terinfeksi.
Walau orientasi seksual pria ini adalah biseksual, pasien mengaku belum pernah berhubungan seks dalam tiga bulan terakhir.
Baca Juga: Pemerintah Didorong Segera Lakukan Vaksin Cacar Monyet Cegah Penyebaran Lebih Luas
Tetapi, cacar monyet sebenarnya dapat menulari siapa saja dan melalui beberapa cara, yakni bersentuhan dengan luka, benda yang terkontaminasi, hingga cairan tubuh orang yang terinfeksi.
"Semakin lama menghabiskan waktu bersama orang yang terinfeksi, semakin tinggi risiko penularan," kata peneliti senior di Universitas Oxford, Inggris, Jake Dunning.
Dokter belum dapat memastikan bagaimana pria ini dapat terinfeksi. Namun, peneliti penyakit menular di Universitas Stanford, AS, Abraar Karan, mengatakan bahwa kasus ini tidak seharusnya dikhawatirkan karena termasuk peristiwa yang sangat langka.
"Sebagian besar penularan masih melalui jaringan seksual berisiko tinggi dan paparan seksual berisiko tinggi," kata Karan.
Gejala pria ini sembuh tanpa pengobatan apa pun dalam 26 hari setelah muncul.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara