Suara.com - Beberapa hari belakangan warganet ramai memperbincangkan seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Kota Makassar, yang mengaku sebagai non-biner.
Dalam video yang beredar luas, mahasiswa tersebut mengaku tidak mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan Medical News Today, non-biner merupakan istilah umum untuk mengunjukkan identitas gender yang tidak ekslusif laki-laki atau perempuan.
Non-biner termasuk ke dalam identitas gender. Ini berbeda dengan orientasi seksual. Sayangnya, kedua hal ini seringnya disalahartikan sebagai konsep yang sama.
- Identitas gender
Menyadur Very Well Mind, The American Psychological Association (APA) mendefinisikan identitas gender sebagai perasaan mendalam seseorang dalam mengidentifikasi dirinya, baik sebagai perempuan, laki-laki atau gender alternatif, yang mungkin tidak sesuai dengan jenis kelamin biologis orang tersebut.
Identitas gender bersifat pribadi dan merupakan bagian inheren dari perasaan diri individu.
Gender merupakan spektrum, berarti mencakup tingkat yang sangat luas. Orang dapat mendefinisikan gender mereka dalam berbagai cara, termasuk dalam kombinasi perempuan dan laki-laki, atau tidak keduanya sama sekali (non-biner).
Identitas gender juga berbeda dengan ekspresi gender.
Ekspresi gender merupakan cara seseorang berpenampilan atau menunjukkan dirinya kepada orang lain, misalnya dalam hal berpakaian, gaya rambut, bahasa tubuh, atau cara berbicara.
Seseorang bisa mengekspresikan dirinya dengan cara yang tidak sesuai dengan identitas diri mereka.
- Orientasi seksual
APA menjelaskan orientasi seksual sebagai komponen identitas yang mencakup ketertarikan seksual atau emosional seseorang terhadap orang lain, dan perilaku yang mungkin dihasilkan dari ketertarikan.
Singkatnya, orientasi seksual merupakan bentuk ketertarikan seseorang terhadap orang lain.
Misalnya, seorang non-biner dengan jenis kelamin laki-laki memiliki ketertarikan pada laki-laki. Maka ia akan dikenal sebagai seorang gay.
Namun, ketertarikan seksual dan emosional bisa jadi berbeda pada beberapa orang, seperti pada aseksual dan aromantis.
Orientasi seksual dapat mencakup gay, lesbi, biseksual, panseksual, dan lain sebagainya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?