Suara.com - Potensi penyebaran virus SARS-CoV-2 varian Omicron subvarian BA.5 semakin mengkhawatirkan. Sebab peneliti menemukan, virus bisa menginfeksi penyintas bahkan sebulan setelah sembuh.
Dilansir Medical Daily, normalnya antibodi yang dihasilkan oleh tubuh pasca infeksi virus bisa mencegah terjadinya infeksi berulang. Namun berbeda dengan Omicron BA.5, yang diyakini bisa 'menghindar' dari antibodi di dalam tubuh, membuat penyintas tetap berisiko kembali terinfeksi.
"Kami melihat adanya peningkatan kasus pada orang yang pernah terinfeksi BA.2 lalu kembali positif dalam waktu 4 minggu. Jika ini terjadi pada Anda, besar kemungkinan penyebabnya adalah BA.4 atau BA.5," tutur Direktur Kesehatan Australia Barat, Andrew Robertson.
Robertson mengatakan tingkat infeksi dan penyebaran BA.4 dan BA.5 memang lebih tinggi dibandingkan varian-varian sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan tingginya jumlah kasus yang dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir.
Data CDC Amerika Serikat mengungkap subvarian BA.5 terdeteksi pada 88,8 persen kasus Covid-19 baru, dengan BA.4 hanya 4,3 persen.
"Mereka (BA.5) mulai mendominasi, yang membuktikan betapa mudahnya penyebaran dibandingkan varian omicron lainnya," ujar David Montefiori, pakar dari Human Vaccine Institute, Duke University Medical Center.
Sebelumnya dilaporkan, kasus Covid-19 di seluruh dunia bertambah 547.749 dalam 24 jam, per Senin (22/8/2022) pukul 07.30 WIB. Di waktu yang sama, kematian akibat infeksi virus corona SARS Cov-2 itu juga bertambah 897 jiwa.
Data pada situs worldometers, kasus positif global dalam sepekan terakhir turun 14 persen, dari 5,84 juta kasus pada duanpekan lalu menjadi 5,01 juta kasus. Jepang yang dalam beberapa waktu terakhir mendominasi kasus positif baru juga laporkan penurunan infeksi mingguan sebanyak 3 persen, dari 1,44 juta menjadi 1,40 juta kasus.
Namun peningkatan kasus positif dalam sepekan terakhir masih terlihat di Korea Selatan yang naik 5 persen, rusia naik 40 persen, juga Hong Kong yang melonjak 28 persen.
Baca Juga: Bukan Cuma Ruam, Ini Gejala Lain Cacar Monyet yang Telah Masuk ke Indonesia
Berita Terkait
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Alert! Kasus Covid-19 Indonesia Naik Lagi, Vaksin Masih Gratis?
-
7 Gejala Omicron Kraken, Paling Cepat Menular Dibanding Varian Lain
-
6 Gejala Omicron BF.7 yang Banyak Dikeluhkan, Varian Sudah Masuk Indonesia!
-
Covid-19 Subvarian Omicron BN.1 Masuk Jakarta, 24 Orang Sudah Terpapar
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan