Suara.com - Beredar kabar terkait penyebaran HIV/AIDS di beberapa daerah di Indonesia. Pada Agustus 2022, sebanyak 982 warga Solo terinfeksi HIV/AIDS. Selain itu, ratusan mahasiswa di Bandung juga dilaporkan terinfeksi HIV/AIDS.
Ketua Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung Sis Silvia Dewi mengatakan, terdapat sekitar 12.358 orang terinfeksi human immunodeficiency virus atau HIV hingga Desember 2021 lalu. Dari jumlah itu, 414 orang di antaranya berstatus mahasiswa.
Situasi itu membuat sosialisasi mengenai penyakit HIV/AIDS penting untuk dilakukan. Mulai dari tanda gejala, penularan, pengobatan hingga cara pencegahannya.
Pengertian HIV/AIDS
Menyadur Sehatq, HIV/AIDS merupakan sebuah penyakit yang merusak sistem kekebalan pada tubuh manusia. Manusia yang terinfeksi virus tersebut akan rentan terserang penyakit lainnya.
HIV memiliki kepanjangan Human Immunodeficiency Virus, yakni virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dan merusa sel CD4. Semakin kuat virus menyerang tubuh dan menghancurkan sel CD4, penderita akan semakin rentan terkena penyakit.
Pengertian AIDS yang memiliki kepanjangan Acquired Immunodeficiency Syndrome, yang merupakan kondisi infeksi HIV stadium akhir. Artinya, penderita lebih rentan mengalami berbagai infeksi karena turunnya daya tahan tubuh.
Cara Pengobatan
Hingga saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkan HIV/AIDS. Penyakit ini masih dalam tahap penelitian dan menjadi fokus kajian ahli kesehatan.
Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV/AIDS, Apa Saja Gejala Awal yang Wajib Diwaspadai?
Penularan HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat menular karena adanya hubungan seks tanpa perlindungan atau pengaman. Selain itu, penyebaran virus ini dapat terjadi melalui transfusi darah dan jika saling berbagi jarum suntuk.
Cara penularan lainnya yakni melalui keturunan. Seorang ibu pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus ini kepada bayinya. Ibu juga dapat menularkan penyakit ini melalui air susu.
Selanjutnya diketahui pula bahwa HIV/AIDS tidak menular lewat kontak seperti berpelukan, berjabat tangan, udara, maupun air.
Tanda Gejala HIV/AIDS
Gejala penyakit HIV/AIDS bergantung pada fase infeksi virus tersebut. Pada fase infeksi primer, gejala yang muncul yakni demam, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi, sakit kepala.
Selain itu penderita juga dapat mengalami ruam pada kulit, diare, pembengkakan kelenjar getah bening, dan lain sebagainya.
Tahap selanjutnya yakni tahap infeksi laten. Tahap infeksi ini disebut HIV kronis dan HIV inaktif atau dorman. Gejala pada tahap ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun, terlebih jika penderita tidak mengonsumsi obat.
Terkadang penderita tidak merasakan gejala apapun pada tahap ini, sehingga disebut HIV asimtomatis.
Tahap yang ke tiga yakni Infeksi HIV bergejala. Pada tahap ini, virus terus menghancrkan sel kekebalan tubuh dan berkembang lebih kuat. Gejala pada tahap ini yakni diare, infeksi jamur pada mulut atau sariawan, demam, kelelahan, herpes, radang.
Tahap ke empat adalah AIDS. HIV yang semakin parah dpat berkembang menjadi AIDS. Ketika sudah berkembang menjadi AIDS, maka virus akan menghancurkan sel imun tubuh. Akibatnya, penderita dapat mengalami infeksi secara terus menerus.
Gejala yang umum pada tahap ke empat adalah demam, bintik putih yang muncul di lidah, merasa lelah, penurunan berat badan, ruam, depresi, dan lain-lain.
Faktor Risiko Terkena HIV/AIDS
HIV/AIDS dapat dicegah dan dihindari dengan tidak melakukan hal-hal berikut. Faktor yang dapat menyebabkan dan meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS adalah:
- Berganti-ganti pasangan
- Mengidap penyakit seksual lainnya seperti sifilis, gonore, dan lain-lain
- Tidak menggunakan pengaman saat berhubungan seks
- Penggunaan jarum suntik bersamaan
- Mentato tubuh di tempat yang tidak bersih
- Transfusi darah yang tidak resmi
- Transplantasi organ yang tidak sesuai standar
Demikian penjelasan terkait serba-serbi penyakit HIV/AIDS yang meliputi tanda gejala, penularan, pengobatan, dan cara penularan.
Kontributor : Annisa Fianni Sisma
Berita Terkait
-
Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV/AIDS, Apa Saja Gejala Awal yang Wajib Diwaspadai?
-
Viral Video Ustad Faizar Tebak Penyakit Dokter Richard Lewat Telapak Tanganya, Warganet: Ini yang Dokter Siapa?
-
Pemkot Solo Minta Masyarakat Waspadai Cacar Monyet
-
Upaya Pencegahan Cacar Monyet, Bandara Soekarno-Hatta Perketat Pengawasan Terhadap Penumpang
-
Klaim Dikontrak Rp 1 Miliar Oleh Stasiun Televisi, Gus Samsudin: Saya Nggak Niat Cari Uang
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!