Suara.com - Media sosial juga kerap dimanfaatkan sebagai sarana untuk edukasi, termasuk tentang kesehatan mental. Tetapi, bisa jadi salah paham bila edukasi tersebut dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya dalam hal psikologis, seperti psikolog maupun dokter kejiwaan atau psikiater.
Seperti video pada akun TikTok @/iikarahma yang tengah ramai jadi sorotan publik.
Dari video yang berdurasi 19 detik itu, nampak perempuan menari-nari dengan menggunakan baju nakes berwarna hijau dan penutup kepala seperti setelan operasi medis.
Pada video juga terdapat tulisan tentang gejala gangguan jiwa tahap awal yang disebutkan berupa mood mudah berubah, malas mandi, pelupa, sulit konsentrasi, sering rebahan tapi sulit tidur, dan lebih introvert.
Menyadari kontennya ramai hingga ditonton ratusan ribu kali, akun tersebut menjelaskan pada kolom komentar bahwa keterangan yang ada di videonya dikutip dari artikel pada platform kesehatan. 
Diketahui bahwa ia juga ternyata bukan bukan psikolog maupun psikiater.
Menanggapi video tersebut, dokter spesialis kedokteran jiwa dr. Andri, SpKJ. FAPM., menegaskan bahwa gejala gangguan jiwa sebenarnya tidak semudah yang dijelaskan pada video tersebut.
"Saya tahu mungkin ada beberapa orang yang ingin membuat konten membantu teman-teman untuk menyadari gangguan atau tidak. Tapi gangguan kejiwaan itu sebenarnya tidak semudah itu," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Selasa (30/8/2022).
Dari pada mendiagnosis diri sendiri, ia menyarankan untuk lakukan tes skrining melalui situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Lewat situs pdskji.org, publik bisa lakukan skrining untuk memastikan apakah ada gejala gangguan jiwa, seperti cemas, depresi, maupun trauma.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Kecil yang Merusak Kesehatan Mental, Kamu Termasuk Salah Satunya?
"Alat skrining yang sudah jelas, divalidasi, itu boleh digunakan. Itu juga kalau mengalami gangguan yang sampai menganggu aktivitas harian sebaiknya berobat, datang langsung ke dokter jiwa atau paling tidak psikolog. Kalau sudah ada gejala berat, kecemasan berat, gejala ingin bunuh diri, adanya halusinasi, dan delusi sebaiknya datang ke dokter jiwa," sarannya.
Secara umum, lanjutnya, gejala kejiwaan terjadi karena adanya gangguan pada pikiran, perasaan, dan perilaku hingga menganggu kehidupan pribadi dan sosial.
"Contohnya, ada orang punya pikiran malas sampai gak mau bekerja, gak mau belajar, berarti itu sudah menganggu kehidupan. Artinya dia membutuhkan bantuan dokter jiwa atau psikolog," kata psikiater di RS EMC Alam Sutra, Tangerang, tersebut.
Ia menekankan masyarakat agar jangan lakukan diagnosis sendiri. Lebih baik lakukan skrining gejala melalui situs PDSKJI yang sudah tervalidasi.
"Kalaupun didiagnosis harus dengan penjelasan yang jelas. Diagnosisnya dengan dilakukan wawancara bersama psikiatri."
"Gangguan jiwa itu kalau kita lihat skrining yang mungkin dilakukan secara online, tujuannya hanya untuk skrining, untuk menemukan gejala, kira-kira harus datang ke dokter jiwa atau bagaimana," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
- 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
- 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
- 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
- 
            
              Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
- 
            
              Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
- 
            
              Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
- 
            
              Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
- 
            
              Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
- 
            
              Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital