Suara.com - Argentina melaporkan adanya kasus pneumonia yang tidak diketahui asalnya. Infeksi paru-paru ini telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan enam lainnya dirawat di rumah sakit.
Hasil tes menunjukkan bahwa pneumonia tersebut tidak disebabkan oleh bakteri maupun virus corona Covid-19.
Pan American Health Organization (PAHO) mengumumkan kasus tersebut dilaporkan di Tucuman, sebuah wilayah kecil di barat laut Argentina, sejak akhir Agustus.
Sebanyak 8 dari pasien yang terinfeksi merupakan petugas kesehatan, dan satu orang lainnya merupakan pasien di ICU di sebuah klinik swasta di kota San Miguel de Tucuman.
Tiga orang meninggal pada Kamis (/9/2022) dan semuanya memiliki penyakit komorbid, lapor Insider.
"Ini jelas mengkhawatirkan, tetapi kami masih membutuhkan informasi penting tentang penularan dan mudah-mudahan tentang penyebabnya," tanggap ketua kesehatan global di Universitas Edinburgh, Inggris, Devi Sridhar.
Ia menambahkan, "Ini menunjukkan kerentanan kita terhadap patogen berbahaya. Wabah di bagian mana pun di dunia, jika tidak segera diatasi, dapat menyebar dengan cepat karena perjalanan udara dan perdagangan."
Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, dan masalah pernapasan
Enam kasus pertama mengalami gejala, termasuk demam, nyeri otot, sakit perut, dan kesulitan bernapas, antara 18 hingga 22 Agustus.
Baca Juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo Wafat Dipicu Infeksi Paru-paru, Kenali Penyakitnya dari Gelaja Ini
Dua dari pasien itu meninggal terlebih dahulu, tiga dirawat di rumah sakit, dan lainnya dalam kesehatan yang baik tetapi menjalani isolasi di rumah.
Sementara tiga kasus lainnya, yang semuanya tenaga kesehatan, mengalami gejala serupa antara 20 hingga 23 Agustus 2022, jelas PAHO.
Enam pasien tersebut telah diuji Covid-19, irus flu biasa, dan 26 bakteri lainnya, tetapi tidak ada yang positif. Investigasi tambahan, termasuk tes toksikologi, sedang berlangsung.
Sementara profesor virologi di University of Nottingham, Inggris, Jonathan Ball, mengatakan bahwa kemungkinan ini bukan penyakit baru.
"(Ini) mungkin bukan penyakit baru, hanya sekelompok kejadian langka dari penyakit yang sudah diketahui," tandas Ball.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!