Suara.com - Bayi yang sudah berusia di atas 37 minggu dalam kandungan dianggap telah matang atau siap lahir. Tetapi meskipun usianya sudah cukup, berat badan bayi juga harus dipastikan telah optimal.
Sesuai pedoman dari Kementerian Kesehatan RI, berat badan lahir untuk bayi yang sehat minimal 2500 gram atau 2,5 kilogram. Berat badan janin tersebut bisa diketahui saat pemeriksaan USG.
Bila usia janin masih di bawah 40 minggu, ibu masih mungkin untuk menambah berat janin sebelum masa persalinan. Namun, menaikan berat badan janin bukan berarti ibu hanya perlu lebih banyak makan.
"Idealnya kita harus evaluasi dulu kenapa kok berat janin ini rendah, naiknya nggak sesuai usia kehamilan. Mungkin aja ada gangguan pada ari-ari atau mungkin pada tali pusarnya, mungkin ada penyempitan pembuluh darah di sana sehingga si janin tidak dapat nutrisi yang cukup dari darah ibu. Itu bisa jadi penyebab juga," kata dokter umum dr. Jeffry Kristiawan dikutip dari kanal YouTube Tanyakan Dokter.
Setelah penyebabnya diketahui, dokter akan memberikan rekomendasi treatment yang perlu dilakukan ibu agar berat janinnya naik. Itu sebabnya, dokter Jeffry mengingatkan, kalau berat janin kurang bukan berarti ibu hanya perlu konsumsi makanan atau minuman manis seperti es krim.
"Memang betul makan makanan yang manis, minuman yang manis itu bisa menaikkan berat badan. Tapi tidak serta merta hanya seperti itu. Tetap ibu yang hamil ingin menaikkan berat janin wajib makannya harus lengkap, harus bergizi," pesan dokter Jeffry.
Apabila hanya konsumsi es krim demi berat janin bertambah, yang dikhawatirkan justru gula darah ibu bisa meningkat sehingga berujung diabetes. Selain itu, ibu juga berisiko jadi lebih gemuk karena nutrisi dalam es krim sebenarnya hanya gula.
Paling utama, lanjut dokter Jeffry, ibu harus konsumsi gizi seimbang yang tercukupi nutrisi karbohidrat, protein, dan lemak. Juga tambahan vitamin dan mineral.
Dalam upaya menaikan berat badan janin, ibu juga harus mencukupi kebutuhan air minumnya. Disarankan untuk kinsumsi 2,5 liter setiap hari.
Baca Juga: Apa Itu Dermatitis Popok dan Bagaimana Mencegahnya?
"Nanti lama-lama, kalau misalkan tidak ada masalah pada pembuluh darah, ari-ari, atau tali pusar, itu juga membantu sekali menaikkan berat badannya. Karena nutrisinya juga kita tambahkan," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan