Suara.com - Tidak bisa dipungkiri di era digital saat ini, anak-anak sudah mengenal berbagai jenis gadget serta media sosial. Bahkan, banyak anak yang lebih ahli dalam menggunakan gadget dibandingkan orang tuanya.
Meski demikian, penggunaan gadget pada anak-anak butuh pengawasan dari orang tua. Apalagi, jika usia anak masih terbilang cukup muda. Untuk itu, orang tua harus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar penggunaan gadget pada anak tetap bisa diawasi.
Psikolog Anak, Samanta Elsener M.Psi. mengatakan, anak yang tidak diawasi saat bermain gadget dapat memberikan dampak buruk. Hal ini karena anak-anak menggunakan gadget sebagai komunikasi satu arah. Itu akan membuat anak mengalami masalah, terutama dalam kemampuan sosialnya.
“Anak-anak saat ini memang lebih cerdas terutama dalam menggunakan gadget, tapi harus diawasi karena gadget itu komunikasi satu arah. Hal tersebut membuat anak memiliki masalah dalam komunikasi sosial, seperti speech delay, susah ngomong, dan lain-lain,” ucap Samanta dalam Konferensi Pers Grand Launching Biostime, Selasa (20/9/2022).
Adanya permasalah tersebut yang menjadi alasan penting mengapa orang tua harus turut andil, tidak hanya mengawasi tetapi juga sarana komunikasi. Samanta menjelaskan, dengan adanya orang tua, itu bisa membuat interaksi bersama anak ketika sedang melihat gadget.
Orang tua dapat bertanya atau menjelaskan sesuatu yang dilihat anak di dalam gadgetnya. Hal tersebut juga akan mendorong tingkat kecerdasan anak.
“Orang tua penting untuk mengawasi serta bisa komunikasi. Misalnya tanya ke anak ‘Eh ini zebra loh atau kamu lagi lihat apa sih’ itu akan sangat membantu membuat adanya interaksi sehingga komunikasi anak berjalan dengan lancar,” sambung Samanta.
Selain berbicara dengan anak secara langsung, orang tua juga bisa memberikan tayangan yang interaktif. Hal tersebut akan mendorong anak melakukan interaksi dengan hall yang ditontonnya. Dengan begitu, kemampuan komunikasi anak juga tetap akan terlatih.
Di samping pengawasan gadget, orang tua juga tetap harus bisa membatasi penggunaannya. Samanta menjelaskan, penggunaan gadget pada anak diperbolehkan selama tidak berlebihan. Namun, ketika anak sudah berlebihan dan sulit dilarang, orang tua harus bisa mencari cara agar anaknya berhenti.
Baca Juga: Dua Anak Meninggal Dunia Usai Terlibat Laka Lantas di Kawasan Warak
Dalam masalah ini, orang tua juga tidak boleh membentak. Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mencoba pendekatan secara baik serta jelaskan mengapa anak tersebut harus berhenti. Ketika hal tersebut disampaikan dengan baik, anak akan mencoba memahami orang tua dan berhenti bermain gadgetnya.
“Biasanya kalau sudah candu susah untuk disuruh berhenti. Padahal screen time itu penting untuk dilakukan. Nah, jika anak malah marah, orang tua harus bisa menjelaskan mengapa ia harus berhenti secara baik. Itu akan membuat anak menjadi lebih paham dibandingkan teriak atau membentaknya,” jelas Samanta.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia