Suara.com - Penyakit jantung bawaan (PJB) masih menjadi masalah yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Dikatakan, PJB berkontribusi sebagai penyebab kematian bayi tertinggi di Indonesia.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Oktavia Lilyasari, Sp.JP(K), FIHA mengatakan, sebanyak 80 ribu bayi lahir dengan kondisi PJB. Sementara penyebab kematiannya karena telatnya diagnosis sehingga adanya keterlambatan penanganan.
Kondisi PJB sendiri pada dasarnya dapat terlihat pada gejala fisik yang dialami. Berdasarkan keterangan dr. Oktavia, penyakit ini bahkan dapat diketahui saat bayi masih berada di dalam kandungan atau saat baru dilahirkan.
“Kondisi PJB ini tuh langsung dapat dikenali saat masih ada di dalam kandungan atau segera saat ia lahir. Tetapi memang ada sebagian yang tidak diketahui sampai anaknya berusia dewasa,” jelas dr. Oktavia dalam acara Cardiovascular medicine in 2022 and beyond: Adaptive, personalized and evidence-based, Kamis (22/9/2022).
PJB juga bisa dilihat dari gejala yang muncul. Biasanya gejala yang muncul untuk bayi baru lahir, anak-anak, hingga remaja berbeda-beda. Berikut beberapa perbedaan gejala jantung bawaan pada bayi, anak-anak, dan remaja.
Bayi baru lahir:
- Sulit menyusui
- Adanya gangguan tumbuh kembang
- Kulit membiru
- Napas yang cepat
- Keringat dingin
Anak-anak:
- Kesulitan menyusui
- Gangguan tumbuh kembang
- Kulit membiru
- Infeksi saluran napas
- Keterbatasan dalam beraktivitas
Remaja:
- Sesak nafas
- Mudah lelah
- Rasa sakit di dada
- Jantung berdebar
- Pingsan
- Beberapa bagian tubuh bengkak
Sebelumnya, PJB juga bisa diketahui melalui deteksi baik sebelum dan saat hamil, serta ketika bayi telah dilahirkan. Berikut beberapa proses skrining yang dapat dilakukan untuk mengetahui serta mencegah kondisi PJB.
Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi
1. Skrining Premarital
Skrining jenis ini dilakukan saat masih ibu masih belum hamil. Biasanya, akan dilakukan konseling untuk mengidentifikasi dan memodifikasi melalui pencegahan dan manajemen kebiasaan, medis, serta faktor risiko lainnya.
2. Skrining Prenatal
Skrining jenis ini dilakukan saat ibu sedang hamil. Biasanya, ibu akan melakukan USG antenatal untuk melihat apakah ada malformasi jantung pada janin. Meski demikian, berdasarkan data kondisi PJB yang terdeteksi sebelum kelahiran hanya sekitar 23 persen.
3. Skrining bayi baru lahir
PJB juga dapat dilakukan skrining saat bayi baru lahir. Jika PJB yang terjadi dalam keadaan kritis, akan dilakukan pulse oximetry. Skrining ini dilakukan minimal 24 jam saat bayi lahir atau jika paling telat sebelum ia dipulangkan.
Berita Terkait
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
6 Manfaat Sakti Jalan Kaki yang Jarang Kamu Sadari: Jantung Lebih Kuat, Otak Jadi Gak Lemot
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental