Suara.com - Kita mungkin pernah bertanya-tanya, mengapa kentut memiliki bau yang tidak sedap? Namun sebenarnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa kentut bisa berbau tidak sedap.
Dilansir Says, diantaranya disebabkan oleh makanan berserat tinggi, obat-obatan, sembelit, pembentukan bakteri dan lain-lain. Nah, baru-baru ini, di Twitter, terdapat perdebatan mengapa kentut yang tidak bersuara seringkali lebih bau dari kentut yang bersuara.
Untuk menjelaskannya seorang dokter lewat akun Twitternya pun memberikan penjelasan ilmiah terkait hal tersebut, berusaha menjawab hal yang sempat menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.
Lewat kicauan tweet yang diunggah dokter @khairul_hafidz di Twitter, perbedaan jumlah gas yang dikeluarkan saat kentut bisa menjadi faktor produksi suara saat kita 'buang angin'.
"Kentut yang keras jarang berbau. Karena kentut (ini) banyak mengandung gas dan tidak berbau seperti N, O2, H, CO2, & metana,” jelasnya.
Sebaliknya, kata dia, kentut tanpa suara biasanya lebih bau. Karena jumlah gasnya rendah dan mengandung gas hidrogen sulfida (pencernaan belerang).
"Contoh makanan tinggi kandungan sulfur:
- Ayam, telur, ikan, dan daging.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Berbagai jenis bawang.
- Sayuran cruciferous: kobis, brokoli, cauliflower, lobak.
- Gandum," jelas dia lagi.
Meski tak nyaman saat tercium, namun ia menekankan jika tidak ada efek samping buruk denhan kentut yang bau. Hal ini cukup normal secara fisiologis, bahkan disebut sehat.
"Sulfur yang cukup penting untuk pengaturan fungsi tubuh," kata dia lagi.
Baca Juga: Ini 5 Cara Ampuh Hilangkan Bau Kaki
Lantas, bagaimana kentut (perut kembung) bisa terjadi? Ini, kata dia adalah pelepasan gas usus, yang terbentuk sebagai hasil dari pencernaan makanan.
"Gas dapat ditemukan di seluruh saluran pencernaan, termasuk lambung, usus kecil, usus besar, & rektum. Ketika ada banyak gas, itu perlu dikeluarkan dari usus," jelasnya.
Penjelasan tersebut pun sempat menarik perhatian banyak orang. Sebuah survei di bagian balasan menemukan bahwa rata-rata netizen juga berbagi pengalaman dan lelucon setelah mendapatkan informasi dan pengetahuan dari cuitan tersebut.
Pada saat artikel ini ditulis, cuitan tersebut telah mengumpulkan 12 ribu retweet, 965 qoute tweet, dan 15,6 ribu tanda suka di Twitter.
"Apakah itu berarti jika kita kentut di depan api, kentutnya bisa menyambar?," tanya seorang netizen polos.
"Betulkah dok, kentut orang perempuan, bisa membunuh seekor tikus dewasa?," tambah yang lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat